NUR HANISA (230902020),mahasiswa program ilmu kesejahteraan sosial fakultas ilmu sosialdan ilmu politik, Universitas sumatra utara melakukan kegiatan pendamping COCD di panti asuhan menara kasih indonesia yang berlokasi Gg. Melintang I No.47B, Padang Bulan Selayang I, Kec. Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara 20153
Pada tanggal 4 Juni 2025, penulis berkesempatan melaksanakan kegiatan sosial di Panti Asuhan Menara Kasih Indonesia sebagai bagian dari tugas COCD. Kegiatan ini dibuat untuk memberikan rangsangan sensorik, interaksi sosial, serta bentuk dukungan emosional bagi anak-anak usia 1 hingga 2 tahun yang diasuh di panti tersebut. Lebih dari sekadar kunjungan, kegiatan ini bertujuan untuk memahami kebutuhan nyata anak-anak dan pengasuh, sekaligus menghadirkan solusi kreatif yang sederhana namun berdampak.
Sejak tiba di lokasi, suasana hangat dan bersahaja langsung terasa. Anak-anak menyambut dengan senyum polos dan rasa ingin tahu yang tinggi. Dengan rentang usia yang masih sangat dini, mereka belum sepenuhnya mampu mengungkapkan perasaan melalui kata-kata. Namun, melalui ekspresi wajah, gerak tubuh, dan respons sentuhan, terlihat bahwa mereka sangat peka terhadap perhatian dan kasih sayang yang diberikan.
Kegiatan diawali dengan sesi bermain sensorik, di mana anak-anak diajak berinteraksi dengan berbagai media. Tujuan dari sesi ini adalah untuk merangsang indra peraba, melatih koordinasi tangan, serta memberikan pengalaman eksplorasi yang aman dan menyenangkan. Beberapa anak tampak antusias menggenggam beras dan memindahkannya ke wadah lain, sementara yang lain lebih tertarik menyentuh bahan-bahan bertekstur berbeda.
Setelah sesi sensorik, kegiatan dilanjutkan dengan lagu dan gerak. Lagu-lagu anak seperti Balonku dan Pelangi-Pelangi dinyanyikan bersama, dibarengi dengan gerakan tangan sederhana. Meskipun sebagian anak belum mampu mengikuti gerakan secara utuh, kegiatan ini tetap menjadi stimulasi penting bagi perkembangan motorik dan sosial mereka.
Sesi terakhir adalah membacakan cerita bergambar. Cerita disampaikan dengan intonasi ekspresif untuk menarik perhatian anak-anak. Beberapa anak mengikuti dengan serius, menunjuk gambar-gambar yang menarik perhatian mereka, sementara yang lain duduk tenang dan menikmati cerita dengan tenang di pangkuan pengasuhnya.
Dalam rangka memperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai kondisi dan kebutuhan di panti, penulis juga melakukan wawancara singkat dengan salah satu pengasuh, kak yuli. Beliau menyampaikan bahwa tantangan utama dalam merawat anak-anak usia dini bukan hanya terkait kebutuhan fisik, tetapi juga keterbatasan waktu dan sumber daya untuk memberikan stimulasi yang konsisten setiap harinya.
“Anak-anak ini meskipun masih kecil, mereka tahu siapa yang datang dengan niat tulus. Mereka peka terhadap kasih sayang. Yang paling kami butuhkan adalah kontinuitas. Kalau ada kegiatan yang bisa dibuat rutin dan mudah dijalankan, itu akan sangat membantu,” ujar beliau.
Melalui kegiatan ini, penulis menyadari bahwa perhatian yang konsisten dan pendekatan yang penuh empati adalah hal mendasar dalam merawat anak-anak usia dini, khususnya mereka yang tumbuh tanpa kehadiran keluarga inti. Kehadiran secara utuh, meski hanya dalam waktu singkat, mampu memberi dampak emosional yang dalam bagi mereka.
Kegiatan di Panti Asuhan Menara Kasih Indonesia menjadi pengalaman yang tidak hanya memperkaya secara akademik, tetapi juga memperluas pemahaman penulis tentang pentingnya aksi nyata, kolaborasi dengan pengasuh, serta kepekaan dalam mendesain solusi yang relevan dan berkelanjutan. Semoga kegiatan ini menjadi awal dari kontribusi yang lebih luas dan berkesinambungan bagi anak-anak di sana.