Lihat ke Halaman Asli

nur habiba

Mahasiswa

Karya Ekobrik : Inovasi Kreatif Mengurangi Sampah Plastik

Diperbarui: 14 Oktober 2025   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyerahan karya ekobrik mahasiswa kkn Mandiri uin jambi 2025 kepada kepala desa ( 18 Agustus 2025 )

Foto di depan Ekobrik Karya Masiswa KKN MANDIRI UIN JAMBI 2025 Di Depan Kantor  Desa Tanah Merah 

Penyerahan cendra mata kepala desa Tanah Merah

Ekobrik Karya Mahasiswa KKN di Desa Tanah Merah: Inovasi Kreatif Kurangi Sampah Plastik

Plastik telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat, namun di balik kepraktisannya, plastik menyimpan masalah besar. Sampah plastik sangat sulit terurai, bahkan bisa bertahan ratusan tahun di tanah. Jika dibiarkan, penumpukan sampah plastik akan mencemari lingkungan, merusak ekosistem, hingga mengganggu kesehatan manusia.

Kondisi ini juga terlihat di Desa Tanah Merah dan banyak daerah lainnya, penggunaan plastik sekali pakai tidak bisa dihindari. Namun sayangnya, kesadaran untuk mengolahnya masih minim, sehingga sampah kerap menumpuk. 

Melihat permasalahan ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bertugas di desa tersebut mengambil langkah nyata melalui program ekobrik.

  • Apa Itu Ekobrik?

Ekobrik adalah inovasi sederhana berupa botol plastik bekas yang diisi padat dengan berbagai jenis sampah plastik, seperti kantong kresek, bungkus makanan ringan, dan sedotan. Setelah padat, botol menjadi keras dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan alternatif atau kerajinan tangan yang ramah lingkungan.

Selain mengurangi jumlah sampah plastik yang mencemari lingkungan, ekobrik juga memiliki nilai guna. Banyak komunitas menggunakan ekobrik untuk membuat kursi, meja, pagar, bahkan bangunan sederhana.

Peran Mahasiswa KKN di Desa Tanah Merah Program ekobrik di Desa Tanah Merah ini dikerjakan Tidak sepenuhnya oleh mahasiswa KKN, Kegiatan  melibatkan masyarakat secara langsung. Hal ini menunjukkan kepedulian mahasiswa terhadap isu lingkungan, meskipun mereka hanya berada sementara di desa.

Para mahasiswa mengumpulkan sampah plastik dari sekitar lokasi, kemudian memilah dan membersihkannya. Plastik yang terkumpul dipotong kecil-kecil, lalu dimasukkan ke dalam botol bekas hingga penuh dan padat. Proses ini membutuhkan ketekunan karena botol harus benar-benar keras agar ekobrik bisa dipakai secara optimal.

Dengan kerja sama tim dan masyarakat dengan membantu mengumpulkan sampah, mahasiswa berhasil menghasilkan sejumlah ekobrik yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk keperluan desa, baik sebagai sarana edukasi maupun sebagai bahan pembangunan kecil.

  • Manfaat Program Ekobrik
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline