Lihat ke Halaman Asli

Keselarasan Pembelajaran KHD dan Motto Tangsel

Diperbarui: 7 September 2022   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara,  terangkum pada motto Tangerang Selatan yaitu Cemori (Cerdas, Modern, Relegius).

Kota Tangerang Selatan yang lahir pada tanggal pada tanggal 26 November 2008 berdasarkan UU No. 51 Tahun 2008 dan merupakan kota otonom sejak memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang. Sejak berdirinya Kota Tangerang Selatan mengalami banyak kemajuan dan meraih berbagai prestasi dengan 7 kecamatan yaitu Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Serpong Utara, Kecamatan Setu, Kecamatan Serpong, dan Kecamatan Pamulang.

Keragaman latar belakan budaya dan sosila merupakan kekuatan yang dimiliki kota Tangerang Selatan. Kota Tangsel memiliki motto "Cerdas, Modern dan Religious", sifat-sifat mulia yang menjadi tantangan dan harapan semua pihak. dari motto inilah penulis mencoba sedikit memaparkan relevansi dengan pemikiran konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Relevansi pemikiran pendidikan KHD dari aspek cerdas bahwa kecerdasan itu merupakan kompetensi yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pengajaran. 

Seorang pendidik hendaknya memahami bahwa siswa adalah sosok yang unik dengan karakter dan potensi yang beragam, maka dengan menuntun, menjaga, merawat dan membimbing siswa serta memberikan pendidikan dan pengajaran yang menyenangkan sesuai dengan konteks sosial budaya di masing-masing satuan pendidikan akan membangun kecerdasan yang bertanggung jawab.

Relevansi pemikiran pendidikan KHD dari aspek modern, bahwa budaya, pendidikan dan teknologi akan terus mengalami perubahan dan perkembangan hal ini berkaitan erat dengan refleksi kodrat alam dan kodrat zaman.  

Selain itu seseorang atau sekelompok masyarakat dikatakan modern dan berbudaya jika memiliki cara pandang dan pola hidup yang sinergi dan selaras antara budi dan pekerti. Kondisi ini mengharuskan pendidik utk mampu mengembangan strategi pengajaran yang tepat sehingga selaras dengan kebutuhan dan perkembangan zaman dengan menerapkan unsur budaya lokal dengan tetap memperhatikan kodrat alam dan kodrat anak.

Relegius, berkaitan dengan kodrat alam dimana setiap manusia meyakini adanya Tuhan sang Pencipta. Dengan memadukan kecerdasan, modern dan relegius maka akan terbentuk budi pekerti membangun karakter siswa yang tidak hanya aspek intelektual dan keterampilan saja tetapi menjadi pribadi yang utuh yang bertanggung dan beragama.

Namun yang menjadi tantangan adalah mengubah pola pikir yang berkaitan erat dengan hasil yang dicapai masih berupa angka-angka kuantitatif dan mengabaikan aspek kualitatif pada diri siswa. 

Tantangan selanjutnya konsep kurikulum di masing-masing satuan pendidikan masih kaku dan mengadaptasi kurikulum seadaanya tanpa mempertimbangan analisis konteks di masing-masing satuan pendidikan.  Juga tenaga pendidik masih ada yang belum mampu menyesuaikan dengan keadaan lingkungan dari satuan pendidikan hal ini berkaitan dengan kompetensi profesional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline