Lihat ke Halaman Asli

Nuning Sapta Rahayu

TERVERIFIKASI

Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Menyongsong Tahun Ajaran 2025-2026: Siapkah Kita Mengimplementasikan Pembelajaran Mendalam?

Diperbarui: 13 Mei 2025   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan Layar Pidato Mendikdasmen (Sumber: IG@ditjen.gtk.kemdikbud)

Tahun ajaran 2025–2026 bukan sekadar penanda dimulainya kalender akademik baru. Di tahun ini, dunia pendidikan Indonesia mengambil langkah strategis menuju transformasi pembelajaran melalui implementasi Pembelajaran Mendalam.

Pendekatan ini bukan hanya soal metode baru dalam mengajar, melainkan perubahan cara pandang terhadap hakikat belajar itu sendiri. Pertanyaannya: sudahkah sekolah, guru, siswa, dan orang tua benar-benar siap menyongsongnya?

Apa Itu Pembelajaran Mendalam?

Pembelajaran Mendalam adalah pendekatan yang menempatkan siswa sebagai aktor utama dalam proses belajar. 

Tidak lagi terjebak dalam hafalan dan target nilai semata, pendekatan ini menumbuhkan kemampuan siswa dalam memahami, mengaplikasikan, dan merefleksikan pengetahuan dan pengalaman belajarnya secara bermakna.

Tiga prinsip utama Pembelajaran Mendalam yaitu:

  1. Berkesadaran: Siswa belajar dengan pemahaman tentang tujuan dan dampak pembelajaran bagi kehidupannya.
  2. Bermakna: Materi terhubung dengan kehidupan nyata, sosial, dan kontekstual.
  3. Menggembirakan: Pembelajaran membangun rasa aman, ingin tahu, dan antusias dalam diri siswa.

Untuk mewujudkan prinsip-prinsip tersebut, Pembelajaran Mendalam dirancang berdasarkan empat kerangka pembelajaran:

  • Praktik Pedagogis yang Reflektif dan Kontekstual
    Guru bertindak sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam menjelajah pengetahuan melalui pertanyaan terbuka, diskusi, eksplorasi, dan penciptaan solusi nyata.

  • Kemitraan yang Kolaboratif
    Pembelajaran dibangun melalui kemitraan antara sekolah, keluarga, dan komunitas. Orang tua tidak sekadar mendampingi, tetapi ikut menjadi bagian dari ekosistem belajar.

  • Lingkungan Belajar yang Fleksibel dan Aman
    Belajar tidak dibatasi ruang kelas. Alam, masyarakat, pasar, museum, hingga dunia digital menjadi ruang-ruang belajar yang memperkaya pengalaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline