Lihat ke Halaman Asli

Nova Syahrika

MAHASISWA

Kewarganegaraan dalam Bayangan Ketimpangan: Menafsir Ulang Prinsip Marshall dan Turner

Diperbarui: 12 Oktober 2025   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bayangan Ketimpangan dalam Kewarganegaraan Kita

Kewarganegaraan sering kali dipahami sebatas identitas formal --- KTP, hak memilih, atau kewajiban membayar pajak. Namun, sejatinya kewarganegaraan adalah gagasan sosial yang lebih luas. Ia mencerminkan bagaimana seseorang diakui, dihargai, dan diberi ruang dalam tatanan masyarakat.

Sayangnya, di tengah ketimpangan sosial dan ekonomi yang kian nyata, makna kewarganegaraan itu mulai kabur. Hak-hak sosial dan kesetaraan yang dijanjikan negara sering kali hanya menjadi simbol tanpa substansi. Dalam konteks inilah, pemikiran Thomas H. Marshall dan Bryan S. Turner menjadi penting untuk kita telaah kembali.

Keduanya menawarkan pandangan yang saling melengkapi: Marshall berbicara tentang struktur hak dan kesetaraan sosial, sementara Turner menyoroti pentingnya identitas dan keragaman dalam konsep kewarganegaraan modern.

Marshall: Janji Hak Sosial sebagai Fondasi Kewarganegaraan

Bagi Thomas H. Marshall, kewarganegaraan tidak hanya berarti status hukum, tetapi juga sistem hak yang meliputi:

Hak sipil -- kebebasan individu seperti berbicara, beragama, dan memiliki properti.

Hak politik -- partisipasi dalam pemerintahan seperti memilih dan dipilih.

Hak sosial -- hak untuk menikmati kesejahteraan, pendidikan, dan keamanan sosial.

Marshall percaya bahwa hak sosial adalah puncak kewarganegaraan modern karena menjadi jembatan untuk mengurangi ketimpangan sosial.

Namun, realitas di Indonesia menunjukkan bahwa hak sosial belum dinikmati secara merata. Di kota besar, layanan pendidikan dan kesehatan relatif baik, sedangkan di daerah terpencil masih banyak warga yang harus menempuh jarak jauh untuk mendapatkan pelayanan dasar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline