Inovasi Tak Cukup Hanya Berhenti di Laboratorium
Indonesia sedang giat mendorong riset dan inovasi. Namun, tidak semua hasil penelitian mampu menembus pasar atau diterapkan langsung di lapangan.
Di sinilah peran TKT atau Tingkat Kesiapterapan Teknologi menjadi penting. Konsep ini berfungsi sebagai peta jalan untuk menilai sejauh mana hasil riset siap digunakan masyarakat.
Apa Itu TKT Penelitian
TKT atau Technology Readiness Level (TRL) pertama kali diperkenalkan oleh NASA pada awal 1970-an untuk mengukur kesiapan teknologi dalam misi antariksa.
Kini, sistem ini diadopsi secara global, mulai dari lembaga riset Eropa, industri pertahanan Amerika, hingga sektor kesehatan dunia.
Di Indonesia, Kementerian Riset dan Teknologi atau Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menetapkan sembilan level TKT yang menggambarkan perjalanan riset dari ide awal hingga produk siap pakai.
Mulai dari tahap konsep dasar (TKT 1) hingga penerapan penuh di masyarakat (TKT 9).
Menurut BRIN dalam dokumen Pedoman Penilaian Tingkat Kesiapterapan Teknologi (2020), TKT adalah cermin kematangan inovasi yang menunjukkan sejauh mana sebuah ide telah berubah menjadi solusi nyata.
Sembilan Tingkatan Kesiapterapan Teknologi
Gambar 2. Sembilan Tingkatan Kesiapterapan Teknologi
Mengapa TKT Penting Bagi Peneliti dan Masyarakat
Menurut European Commission (2023), TKT membantu peneliti dan industri berbicara dengan bahasa yang sama tentang kesiapan teknologi.
Sementara di Indonesia, penilaian TKT telah menjadi syarat utama dalam berbagai skema pendanaan riset BRIN dan Kemendikbudristek.