Transformasi digital kini semakin berkembang pesat sehingga bermunculan era-era digital sebagai penanda kemajuan teknologi, era-era teknologi meliputi Era Revolusi Industri (mesin uap dan industri tekstil), Revolusi Teknologi Kedua (listrik, baja, dan telekomunikasi), Revolusi Industri Keempat/Digital (komputer, internet, AI, dan IoT), serta era saat ini yang berfokus pada Society 5.0 dan kecerdasan buatan untuk integrasi teknologi yang lebih canggih dan manusiawi.
Konsep Era Society 5.0 adalah konsep masyarakat super cerdas yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan menyelesaikan masalah sosial dengan memanfaatkan inovasi dari era Industri 4.0 seperti AI, IoT, dan big data. Konsep ini menekankan integrasi teknologi dengan kehidupan manusia secara menyeluruh untuk menciptakan masyarakat yang lebih terhubung, berkelanjutan dan inklusiv.
Pendidikan sebagai proses perkembangan potensi peserta didik untuk membentuk seseorang dengan kekuatan intelektual, kecerdasan, aklak mulia serta spiritual keagamaan untuk keperluan dirinya sendiri dan masyarakat. Menjadi bagian penting yang tidak dapat terlepaskan dari kemajuan teknolog digital.
Pendidikan islam sebagai bagian integral dari sistem pendidikan global pun juga tidak lepas dari pengaruh teknologi digital yang semakin berkembang pesat. Perkembangan teknologi ini memberikan tantangan sekaligus peluang bagi pelaksanaan pembelajaran di lembaga pendidikan islam. Dalam konteks globalisasi dan transformasi digital saat ini, pemanfaatan teknologi digital sudah menjadi kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempersiapkan generasi umat islam yang kompeten dan relevan di era modern (nudin, 2020)
Berbagai macam teknologi pembelajaran yang berkembang hari ini seperti Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS) (contoh: Google Classroom), media interaktif (video, presentasi), teknologi imersif (AR/VR), AI untuk personalisasi belajar, dan alat kolaboratif (papan tulis interaktif). Tentu hal ini bertujuan untuk meningkatkan efesiensi, keterlibatan siswa , serta pengelolaan data pembelajaran.
Tantangan-tantangan pun muncul seiring dengan semakin pesatnya teknologi digital yang berkembang hingga saat ini, sehingga menumbuhkan kritikan-kritikan yang tajam tentang bagaimana pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai islam tetap dapat berjalan dan beriringan harmonis saat penerapan teknologi digital disandingkan.
Berbagai stakeholder Pendidikan baik pusat maupun pemegang ujung tanduk Pendidikan yakni guru harus mampu bersinergi membuat kebijakan tentang kurikulum yang memadukan teknologi digital dengan mata pelajaran tradisional secara efektif dan relevan. Begitupun dengan infrastrktur yang harus memadai dan mendukung baik Pendidikan ditengah kota maupun pelosok desa.
Selain infrastruktur dan kurikulum yang memadai, teknologi digital yang digunakan dan konten yang disampaikan juga harus dipastikan sesuai dengan nilai-nilai islam dan prinsip etika.
Dengan mengatasi tantangan tersebut, penerapan teknologi digital dalam pendidikan Islam dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan menghasilkan generasi penerus bangsa yang berilmu dan berakhlak mulia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI