Ada sebuah ungkapan lama yang sering terdengar di perbatasan: Indonesia dan Malaysia itu ibarat adik dan kakak yang diikat oleh kesamaan keluarga, tetapi dipisahkan oleh garis batas negara.Â
Ungkapan ini memperlihatkan bagaimana hubungan keduanya dekat, kadang penuh canda, kadang pula diwarnai sengketa kecil. Namun, pada akhirnya selalu ada rasa persaudaraan yang tak pernah benar-benar pudar.
Beberapa waktu lalu, ketika saya tinggal di Tawau, Sabah, Malaysia, banyak sahabat yang menyampaikan rasa prihatin terhadap situasi di Indonesia.Â
Mereka tidak hanya mengungkapkan keprihatinan, tapi juga mendoakan agar Indonesia segera pulih, aman, dan kembali bangkit.
Keakraban ini juga tampak jelas di jagat media sosial. Banyak warganet Malaysia yang menuliskan doa sekaligus gurauan hangat: "Lekas sembuh Indonesia! Tak sabar nak gaduh claim rendang & batik," tulis @justonlyridwan.
Nada serupa muncul dari akun lain. Hamzah menulis dengan penuh empati sekaligus pesan: "Kami mendoakan agar Indonesia lekas sembuh. Tapi selepasnya, jangan menyebut kami Harimau Malaya dan Malingsia lagi."
Sementara akun Nodiewakgenk7 menegaskan kedekatan emosional yang tak bisa dipungkiri: "Cepat pulih kalian saudara serumpunku. Kita sering berantam, tapi jika kalian susah kami Malaysia akan turut berduka dan bersama kalian Indonesia!!!"
Tak ketinggalan, Diyanariffin menggambarkan hubungan itu dengan perumpamaan yang sederhana tapi mengena: "Malaysia---Indonesia ni macam adik beradik tau.
Hal bola? Gaduh. Hal rendang? Gaduh. Hal batik? Gaduh. Tapi bila Indonesia berduka, sampai ke Malaysia rasa duka dia. Perangai adik beradik sangat. Semoga cepat pulih Indonesia. Terus bangkit dengan cara tepat. "