Kegiatan Jambore ke 35 dilaksanakan pada tanggal 13 April. Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari dan 3 malam. Dalam Jambore#35, angkatan 38 dibagi-bagi jadi beberapa kelompok. 1 kelompok berisi sekitar 16 murid dari kelas yang berbeda - beda. Jambore ini tujuannya untuk bonding angkatan, jadi menurut saya bagus sekali kelompoknya dipilih secara acak dari kelas - kelas yang berbeda. Saya sendiri dari kelompok Santo Bonaventura dan awal ketemu dengan kelompok saya, banyak murid yang saya ga kenal, atau ga deket. Seperti Mima, Landy, Geo, Bulan, Alti dan lain - lain. Dan setelah kami semua berbincang, bekerja sama, dan menjalani kegiatan Jambore. Saya jadi lebih kenal dengan teman - teman 38 saya, bahkan saya bersenang senang bersama mereka. Di Jambore ini banyak banget kegiatannya. Bikin tenda, masak, high ropes, rafting, tracking, dan lain - lain. Dan secara keseluruhan, seru banget. Banyak kegiatan yang bikin capek, tapi menyenangkan banget.
Hari paling berkesan bagi saya adalah hari ke 3. Kegiatan dimulai dari kegiatan tracking. Di kegiatan tracking ini kita menerapkan pelajaran map orienting dari geografi. Lumayan seru, tapi hal yang paling asik adalah disetiap pos tracking ada games. Kaya, puzzle, kegiatan loncat - loncat bom, lego, dll. Wah, harus diakui kegiatannya seru banget. Terutama kegiatan terpal cerita. Lupa sih nama game aslinya apa tapi pokoknya 1 kelompok harus bisa muat di terpal yang makin lama makin kecil. Itu lucu banget karena saya sampai digendong dan posisi kita di terpal lucu aja gitu . Tapi kegiatan tracking ini capek juga sih, jalan berkilo - kilometer, dan yang bikin capeknya saya bawa alat makan yang lumayan berat di ember. Bawanya tuh susah banget, dan berat. Itulah yang bikin tracking melelahkan. Tapi semua kelelahan itu ditutup dengan kebersamaan di kelompok Bonaventura. Satu kegiatan lagi yang paling berkesan adalah rafting. Kegiatan TERSERU, di kegiatan ini kelompokku benar - benar bonding. Bahkan kelompokku sampai melambatkan pendayungan biar bisa lebih lama menikmati momen rafting. Keseluruhan, saya sangat bersyukur dapat berpartisipasi menjadi peserta jambore#35, sangat amat seru, menyenangkan, dan saya belajar banyak dari kegiatan ini. Dan satu hal lagi yang saya suka dari kegiatan jambore#35 ini adalah tempatnya. Di Waduk Jatiluhur, udaranya sangat amat sejuk. Dan pemandangannya sangat amat indah. Saya pernah ke taman kota Como Park di Jaksel. Dan jika dibandingkan dengan Waduk Jatiluhur, ada perbedaan yang signifikan. Pertama tentunya populasi di Waduk seramai di Taman Kota. Jadi lebih sunyi, dan tidak ramai. Dan fasilitas tentu lebih lengkap di Taman Kota, namun udara di Waduk jauh lebih sejuk, dan pemandangan jauh lebih Indah. Karena tidak ada gedung gedung tinggi dan bangunan bangunan buatan manusia.
Tapi, pemahaman baru yang saya dapat adalah, angkatan 38 belum solid. Saat malam ke-3, angkatan 38 dimarahi oleh angkatan 37, mentor dan panitia. Saya jadi disadarkan bahwa angkatan 38 banyak sekali kesalahannya. Namun dimalam itu juga, angkatan 38 semuanya berkomunikasi, memberikan pendapat, dan saya senang bisa melihat teman - teman yang jarang bicara jadi diberi kesempatan untuk meluapkan perasaan dan pendapatnya terhadap angkatan 38. Saya juga senang bisa memberi pendapat tentang angkatan 38 yang memang masih banyak kesalahan yang harus dibenahi. Masih banyak yang individualis, tidak peduli, dan bahkan saling menjatuhkan. Harapan saya angkatan 38 bisa lebih bekerja sama dan saling peduli antar anggota dan suportif. Adapun perubahan yang saya alami selama jambore. Saya merasa lebih dekat dengan angs, lebih sering menyapa dan berkomunikasi dengan teman - teman lain. Dan itu merupakan hal yang berharga bagi saya.
Saya memiliki beberapa rencana ke depan. Pertama, saya ingin menjadi pribadi yang lebih berani untuk mendekati dan mengenal teman-teman angkatan 38 lainnya. Saya ingin meruntuhkan batasan-batasan yang mungkin selama ini tidak saya sadari, dan membangun keakraban dengan lebih banyak orang. Saya akan berusaha untuk lebih sering menyapa dan memulai percakapan dengan teman-teman di luar zona nyaman pertemanan saya. Kedua, saya memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi individu yang lebih bermanfaat bagi orang lain. Jujur, terkadang saya merasa kurang percaya diri dengan kemampuan diri sendiri untuk memberikan kontribusi nyata di masyarakat, bahkan untuk membantu teman-teman di sekitar saya. Oleh karena itu, saya ingin mengubah pola pikir ini dan mulai mengambil langkah-langkah kecil untuk menjadi seseorang yang bisa diandalkan dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Pengalaman Jambore ini telah menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kebersamaan dan kepedulian, dan saya berharap bisa terus mengaplikasikan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari. SEKIAN TERIMAKASIH
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI