Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Rotasi Kursi, Rotasi Rasa: Cara Sederhana Membangun Kebersamaan di Ruang Kelas

2 September 2025   17:29 Diperbarui: 2 September 2025   22:28 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rotasi Kursi periode September 2025 di kelas XII-5 | Sumber: Dokumentasi pribadi

Rotasi Kursi, Rotasi Rasa: Cara Sederhana Membangun Kebersamaan di Ruang Kelas

Coba kita bayangkan sebagai wali kelas mengamati kursi tak pernah berubah sampai setahun. Sehingga murid yang duduk di bangku yang sama bersebelahan dengan teman terbaiknya dan selalu berinteraksi dengan teman yang sama setiap harinya. Hal tersebut juga berdampak pola interaksi dalam lingkaran yang sama pula. 

Jika suasana tersebut dibiarkan cukup lama maka tak hanya suasana kelas yang terasa monoton dan dapat disinyalir munculnya sekat-sekat yang tak tampak mata berupa munculnya kelompok kecil yang berdampak pada rasa kenyamanan pada kelompok tertentu melalui zona eksklusifnya. Sementara bagi murid lain yang belum mampu beradaptasi akan merasa sendiri dan merasa terpinggirkan.

Mengamati dinamika kelas yang terus berkembang tentu ada cara sederhana yang dapat dilakukan oleh wali kelas meskipun sederhana tapi sarat makna. Melalui sistem rotasi tempat duduk setiap bulan, didesain yang menarik untuk saling membaur satu sama lain maka suasana kelas lebih hidup, dinamis dan penuh kejutan positif. 

Murid yang sebelumnya hanya akrab dengan teman terbaiknya dapat saling mengenal teman lainnya sehingga jalinan komunikasi lebih luas dan sekaligus dapat menguatkan kebersamaan yang tak terkungkung oleh kelompok kecil di kelas.

Mengapa rotasi tempat duduk dianggap penting? Hal tersebut sebuah pertanyaan yang menggelitik yang menjawab segala dinamika di kelas. Apalagi tempat duduk bukan sekadar posisi fisik tiap murid tapi secara tak langsung dapat mempengaruhi pola interaksi sosial antar murid di kelas. 

Saat setiap murid duduk dibangku yang sama dalam waktu lama tentu akan cenderung terjebak pada zona nyaman dan hanya berkomunikasi pada teman tertentu sehingga akan membentuk kelompok kecil yang eksklusif dan bahkan tanpa disadari secara perlahan akan menjauh dari teman lain yang tidak sefrekuensi. Kondisi tersebut dapat menghambat suasana kelas yang semestinya harmonis dan inklusif.

Selain itu, berdasarkan pengalaman pribadi yang setahun pada ajaran 2024/2025 telah menerapkan rotasi kursi setiap sebulan sekali melalui undian atau acak melalui aplikasi web sehingga rotasi ini hadir sebagai jalan keluar secara sederhana dalam ikut serta memecah pola statis tersebut. 

Melalui sistem bergilir, murid diharapkan dapat dimotivasi untuk membuka diri dengan teman lainnya sehingga interaksi sosial lebih seimbang, dapat mengurangi sekat pembentukan kelompok kecil, dapat menumbuhkan rasa kebersamaan karena saling memiliki antara satu sama lainnya, dan melatih diri murid untuk penyesuaian dan fleksibilitas yang nanti bermanfaat tak hanya di kelas tapi kelak jika terjun di masyarakat.

Oleh karena itu, melalui cara sederhana rotasi kursi ini tidak sekadar soal memindahkan posisi murid tapi cara untuk menciptakan ruang kelas yang lebih hangat, penuh kebersamaan dan kekeluargaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun