Di pertemuan Pancasila minggu ini tanggal 24 September 2025, kami membahas hal yang ternyata dalam banget yaitu filsafat sebagai akar dari semua ilmu. Awalnya aku kira bakal berat karna, ya, "filsafat" aja udah kedengeran kayak sesuatu yang bikin mikir keras. Tapi ternyata, makin dijelasin, makin terasa kalau filsafat itu sebenarnya tentang cara kita memahami hidup.
Dosenku juga sempat cerita pengalaman waktu dulu kuliah di kelas filsafat. Katanya, dari sana beliau belajar buat nggak gampang nerima sesuatu mentah mentah, tapi harus bisa mikir kritis dan punya dasar dalam mengambil keputusan. Dari situ aku sadar, pendidikan itu bukan cuma soal hafalan atau nilai, tapi soal gimana kita berpikir dan bersikap bijak.
Menariknya, dari topik itu juga nyambung ke hal-hal lain yang sedang ramai dibicarakan. Misalnya soal isu gelar doktor palsu di DPRD. Banyak orang berlomba punya titel tinggi, tapi kadang lupa sama maknanya. Padahal kalau kita balik ke akar filsafat, tujuan belajar itu bukan biar terlihat pintar, tapi biar bisa berpikir jernih dan jujur.
Dosen juga sempat menyinggung soal perempuan yang harus pintar menjaga diri di lingkungannya. Bukan cuma soal penampilan atau sikap, tapi juga tentang gimana kita sadar nilai diri sendiri dan tahu batas mana yang baik buat kita. Di situ aku jadi mikir, ternyata belajar Pancasila dan filsafat itu bisa banget nyambung ke kehidupan sehari-hari.
Dari pertemuan kali ini, aku jadi ngerasa kalau pelajaran Pancasila itu nggak cuma hafalan nilai-nilai dasar negara, tapi juga ngajarin kita buat jadi manusia yang sadar, kritis, dan beretika. Kadang pelajaran yang kelihatannya "berat" justru bisa bikin kita lebih ngerti tentang diri sendiri dan dunia di sekitar kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI