Oleh: Mukhtar Habib
Cinta
Bagai laksana siang dalam irisan senja
Menlunglai terang mendung namun berawan
Tak bararti makna apes karena tergores luka
Kepala pena itu lepas dari tintanya
Sejenak merenung dari renungan siang panas yang tak menentu
Dilema buai sajak angin selayaknya harapan palsu
Tak ingin mengungkap tapi telah tersirat dari tidur malam yang melelahkan
Tak ingin bicara namun cinta tak dapat terlihat