Wajah Baru Pesisir Utara Kota Pekalongan Akibat Banjir Rob
Pendahuluan
Banjir rob, bencana alam banjir yang menghantui pesisir dengan gelombang pasang yang meluap. Banjir rob sendiri sering melanda di daerah yang permukimanya lebih rendah dari pada permukaan air laut. Kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global dan penurunan muka tanah menjadi Faktor utama yang memicu terjadinya banjir ini.
Perubahan iklim yang tidak menentu menyebabkan temperatur laut meningkat yang berdampak pada pencairan es di kutub oleh sebab itu muka air laut pun mengalami kenaikan. Hal ini menimbulkan ancaman bagi permukiman warga yang berada di pesisir.
Kota pekalongan, yang terletak di pesisir utara jawa tengah, sudah sejak lama menjadi langganan banjir rob. Fenomena alam ini tidak hanya membawa dampak fisik berupa kerusakan infrastruktur dan kerugian ekonomi, tetapi juga merubah wajah kota dan kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu perlu upaya untuk mengurangi dampak yang akan terjadi.
Isi
Pemanasan global menjadi faktor penyebab terjadinya banjir rob. Pemanasan global sendiri merupakan fenomena perubahan iklim menjadi lebih panas. Banyaknya fenomena banjir pesisir atau biasa disebut banjir rob, pada kawasan pesisir Utara Pulau Jawa saat ini, kemungkinan merupakan salah satu akibat dari perubahan muka air laut karena pemanasan global (Marfai, 2011). Banyaknya penggunaan kendaraan bermotor, asap pabrik, sampah plastik dan juga penebangan pohon yang digunakan untuk lahan permukiman dan industi adalah salah satu aktifitas dari manusia, aktifitas manusia seperti ini merupakan penyebab dari pemanasan global yang terjadi saat ini. Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan yang cepat, para ilmuan beranggapan hal ini disebabkan oleh aktifitas manusia.
Hal ini semakain diperparah dengan pertumbuhan jumalah penduduk di kota pekalongan yang sangat pesat sehingga mempengaruhi permintaan akan kebutuhan Air, lahan sebagai permukiman, dan industri. Jumlah penduduk Kota Pekalongan setiap
tahunnya mengalami peningkatan, Seiring bertambahnya jumlah penduduk maka
kebutuhan air bersih juga meningkat. Dengan banyaknya penduduk juga mempengaruhi kebutuhan air di suatu daerah, Pengambilan air di dalam tanah yang dilakuakan secara terus menerus berdampak pada penurunan muka tanah yang tidak bisa dihindari. Faktor yang menjadi penyebab penurunan muka tanah adalah pengambilan air tanah yang berlebihan, bukaan tanah akibat tambang, konsolodasi tanah dan berat beban bangunan diatas permukaan tanah yang berlebih (Prasetya, Yuwono, 2017). hasil penelitian sementara penulis (Idham Effendi), penurunan tanah di Pekalongan di tahun 2020 mencapai 10 cm/tahun di beberapa titik.
Banjir rob yang melanda pesisir utara kota pekalongan merupakan contoh nyata dari dampak perubahan iklim dan keruskan yang disebabkan oleh manusia. Pekalongan yang terletak di pesisir pulau Jawa merupakan satu dari sekian banyak wilayah diIndonesia yang masih terdampak daerahnya oleh banjir rob Ramadhan et al., dalam (Novita, M. G dkk 2021). Fenomena ini tidak hanya merusak infrastruktur dan juga melumpuhkan perekonomian tetapi mengancam kehidupan masayarakat. Jika permasalahan ini dibiarkan terus menerus maka tidak menutup kemungkinan kota pekalongan akan tenggelam. .Dalam menghadapi dampak dari fenomena ini, harmonisasi sain dan agama menjadi sangat penting.
Salah satu upaya pemerintah dalam menangani banjir rob yaitu dengan membuat tanggul yang mengelilingi garis pantai guna mengantisipasi masuknya air laut kewilayah permukimanan penduduk yang ada di pesisir kota pekalongan. Pemerintah pusat di dalam RPJMN menjelaskan untuk mengurangi banjir rob dibangun tanggul laut dan bangunan pengaman di Pesisir Utara Pulau Jawa, termasuk pesisir Kabupaten Pekalongan (Bappenas, 2019). Namun Meski sudah ada tanggul tetap saja ada rembesan air laut yang menggenangi permukiman, hal ini membuat banyak masyarakat meninggikan rumahnya. Sehingga ini menjadi bukti fisik bahwa terjadi kenaikan permukaan air dan penurunan muka tanah.