Setiap Jumat kita diajak merenung tentang kejujuran, janji, dan kepedulian. Namun, keluar dari masjid, suara rakyat sering terhimpit realita: harga sembako terus merangkak naik. Dari beras, minyak, hingga cabai, semuanya bikin dompet makin tipis.
Masyarakat pun bertanya: di mana janji manis yang dulu disuarakan lantang? Janji menstabilkan harga, janji menyejahterakan rakyat, janji yang entah menguap ke mana.
---
Isi
1. Kenaikan Harga yang Membebani
Di pasar tradisional, harga beras yang dulu Rp12 ribu kini tembus Rp16 ribu per kilogram. Minyak goreng kembali naik tanpa alasan jelas, dan cabai seperti biasa naik-turun seperti roller coaster. Bagi rakyat kecil, setiap rupiah adalah perjuangan.
2. Janji yang Hanya Jadi Poster
Program penurunan harga pernah dijanjikan. Namun realita di lapangan berkata lain. Janji itu hanya menghiasi baliho, tidak pernah benar-benar masuk ke dapur rakyat.
3. Rakyat yang Bertahan dengan Kreativitas
Meski terhimpit, rakyat kecil tetap bertahan. Ada yang mengurangi lauk, ada yang mengolah bahan seadanya. Bahkan, warung kopi jadi "parlemen rakyat" tempat meluapkan keluh kesah dan menertawakan keadaan.
