Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Idham Kholid

Community Manager & Virtual Assistant

Mempererat Tradisi dan Spiritual: Desa Randuagung Gelar Maulid Nabi Dua Hari Penuh Kearifan Lokal

Diperbarui: 4 Oktober 2025   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembacaan Maulid Ad-Diba'i oleh Grup Sholawat Jogo Rekso Budoyo (dok. KKN STAIMA Al Hikam)

Singosari, 28 September 2025 - Masyarakat Desa Randuagung, Kecamatan Singosari, baru saja menutup rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW selama dua hari yang sukses memadukan nuansa spiritual dengan kearifan lokal. Acara yang dipusatkan di Masjid Nur Muhammad ini tidak hanya menjadi ajang memperingati kelahiran Rasulullah, tetapi juga momen untuk mempererat tali silaturahmi dan memupuk kecintaan terhadap tradisi.

Rangkaian Acara Diawali dengan Doa dan Sedekah

Peringatan telah dimulai sejak Jumat, 26 September 2025, yang bertepatan dengan Jumat Legi-sebuah penanggalan yang selalu dinanti masyarakat setempat. Acara dibuka dengan kegiatan Khotmil Qur'an dan Haul Umum, sebuah tradisi bulanan yang diadakan setiap Jumat Legi. Kegiatan ini bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus mengirimkan doa khusus kepada keluarga-keluarga desa yang telah meninggal dunia.

Setelahnya, suasana semakin hangat dengan pembagian "Minuman Jumat Berkah" yang dikoordinir oleh tim KKN dari STAIMA Al-Hikam Malang kepada para jamaah Salat Jumat Masjid Nur Muhammad, menunjukkan kolaborasi aktif antara masyarakat dan mahasiswa dalam aksi kebaikan.

Puncak Acara Maulid dan Pesan Ketenangan dari Ulama

Puncak perayaan berlangsung pada Sabtu, 27 September 2025. Acara dimulai ba'da Maghrib dengan pembacaan Maulid Ad-Dibai yang dibawakan oleh Grup Sholawat Joko Rekso Budoyo di bawah pimpinan Gus Ayis. Pembacaan sholawat ini menarik perhatian jamaah dengan lantunan merdu yang mendahului acara inti.

KH. Abdullah Murtadho Memberikan Tausiyah di acara ini (dok. KKN STAIMA Al Hikam)

Setelah Isya, jamaah memadati masjid untuk mendengarkan Pengajian Umum yang disampaikan oleh KH. Abdullah Murtadho, Pengasuh PIQ Ba Murtadho, Singosari. Dalam tausiyahnya, Gus Murtadho menekankan bahwa momen Maulid adalah waktu yang menggembirakan bagi umat Rasulullah SAW. Beliau menyampaikan pesan yang menenangkan hati, "Apabila seseorang mencintai Allah dan Rasul-Nya maka musibah apapun yang menimpanya tidak akan membuatnya susah." Seluruh jamaah yang hadir mendengarkan dengan penuh kekhidmatan dan seksama.

Kearifan Lokal Menjadi Pemanis Penutup

Gerakan khas Grup Ishari mewaranai Peringatan Maulid Nabi disini (dok. KKN STAIMA Al Hikam)

Acara Maulid Nabi yang penuh makna ini ditutup dengan pembacaan Maulid Al Barzanji yang dipimpin oleh Grup Sholawat Ishari Randuagung. Pembacaan maulid tersebut diiringi dengan pukulan rebana dan gerakan khas Ishari, yang berhasil membuat suasana peringatan di Masjid Nur Muhammad menjadi lebih berwarna dengan sentuhan budaya setempat.

KH. Abdullah Murtadho kembali memberikan penegasan yang mendalam, bahwa semua peringatan maulid, di mana pun ia diadakan, "hanyalah sebatas wasilah atau perantara untuk menumbuhkan dan memupuk cinta kita terhadap Rasulullah SAW." Dengan suksesnya perayaan dua hari ini, Desa Randuagung telah menunjukkan komitmennya dalam menjaga tradisi sekaligus memperkuat nilai-nilai spiritual dalam kehidupan bermasyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline