“Bukan jumlah mahasiswa yang menentukan masa depan prodi, tapi kejelasan arah dan keberanian untuk melangkah cerdas dalam keterbatasan.”
Pasca COVID 19 dan bertambahnya jumlah PTN BH berdampak pada banyak perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia. Mereka menghadapi realitas pahit: jumlah mahasiswa yang sedikit, bahkan tak sampai 10 orang per angkatan. Bagi program studi (prodi) yang membutuhkan praktik laboratorium, alat, dan keterampilan terapan, kondisi ini menjadi tantangan sangat berat. Pendanaan terbatas, biaya operasional tinggi, dan persaingan dengan kampus besar yang terus tumbuh makin menekan. Mempertahankan dosen yang baik juga makin sulit di tengah ekonomi yang belum pulih benar.
Namun, prodi kecil bukan berarti tak punya masa depan. Justru dalam keterbatasan, ada ruang untuk inovasi, ketepatan strategi, dan keunggulan khas yang tidak dimiliki oleh prodi besar. Berikut 11 strategi konkret agar prodi kecil tidak hanya bertahan, tetapi bisa tumbuh dan relevan dengan kebutuhan zaman.
1. Fokus pada Keunggulan Spesifik (Niche) Berbasis Visi yang Jelas
Keunikan prodi perlu diturunkan dari visi institusi yang konsisten dan relevan dengan kebutuhan lokal. Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023 menekankan pentingnya keterkaitan antara visi, capaian lulusan, dan capaian mata kuliah. Jadikan visi ini nyata dalam bentuk kekhasan keilmuan.
Libatkan juga tokoh industri lokal sebagai bagian dari citra prodi. Mereka bukan hanya ikon, tetapi juga bisa membuka jejaring, memberi masukan kurikulum, dan bahkan membantu dana atau beasiswa. Dengan begitu, prodi tampil sebagai bagian dari solusi ekosistem di sekitarnya.
2. Optimalisasi Dosen: Lincah, Fungsional, Hemat
Bangun tim dosen yang multifungsi dan strategis. Pilih dosen yang bisa mengajar lintas tema, aktif dalam riset kolaboratif, dan mendukung pengembangan institusi.
Perlu diketahui bahwa seorang dosen tetap dengan homebase di satu prodi bisa diakui sebagai DTPS di prodi lain, selama ia:
Aktif mengajar di prodi tersebut,
Kompetensinya relevan dengan mata kuliah yang diampu,