Lihat ke Halaman Asli

Bertahan Itu Melelahkan, Tapi Melepaskan Lebih Menyakitkan

Diperbarui: 10 Juli 2025   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Seorang Laki-laki Yang Sedang Berjuang unuk Mempertahankan Komitmennya.Sumber ( Dokpri/Michael).

Dalam kehidupan,setiap manusia akan sampai ke titik dimana ia harus memilih,bertahan dalam sesuatu yang menguras tenaga Dan perasaan, atau melepaskan sesuatu yang sangat dia cintai. Dua pilihan ini bukan hanya soal logika ,iapi juga pertempuran batin yang menguras emosi. Bertahan memang melelahkan kadang kita merasa seperti berjalan dalam kegelapan tanpa arah. Namun, melepaskan pun bukan hal yang mudah karena terkadang, kita tidak hanya seseorang,tetapi juga impian, harapan, dan bagian dari diri kita sendiri.

Bertahan dalam sesuatu yang menyakitkan sering kali tidak berarti bodoh,tetapi karena masih ada cinta, harapan, atau tanggung jawab. Banyak orang memilih bertahan meskipun lelah karena merasa masih ada kemungkinan keadaan membaik. Dalam konteks hubungan,seseorang mungkin tetap tinggal karena kenangan indah,janji masa lau,atau harapan akan perubahan.

Namun bertahan terlalu lama dalam situasi yang tidak sehat bisa berdampak buruk. Tidak hanya kesehatan mental,tapi juga mengirim harga diri. Bertahan bisa menjadi racun ketika seseorang mulai kehilangan dirinya sendiri hanya demi mempertahankan sesuatu  yang sudah tidak utuh.

Melepaskan adalah tindakan yang sangat kompleks. Banyak orang mengira bahwa ketika kita melepaskan,itu artinya kita menyerah atau berhenti mencintai. Padahal,justru dalam beberapa kasus,melepaskan adalah bentuk cinta yang paling tulus,ketika kita sadar bahwa tetap bertahan hanya akan saling menyakiti.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline