Lihat ke Halaman Asli

Yovinus

laki-laki

Hidup Bermakna Sebelum Kematian

Diperbarui: 5 Juni 2023   09:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di sebuah kota yang ramai, hiduplah seorang pria bernama Alex. Ia memiliki segalanya yang dianggap orang banyak sebagai kebanggaan hidup: badan kekar, gaya hidup sehat, penghasilan melimpah, dan pasangan hidup yang cantik. Alex selalu merasa bangga dengan apa yang telah dicapainya, dan ia merasa tak ada yang bisa menghentikannya.

Namun, suatu hari, segala kebanggaan dan kepercayaan diri Alex terguncang. Ia tiba-tiba jatuh sakit dengan penyakit yang tidak bisa diatasi oleh kebugaran dan kekayaannya. Semua usaha yang ia lakukan untuk menjaga tubuhnya dalam kondisi prima, seolah tak berarti apa-apa. Kekuatannya menipis, dan ia merasakan kehilangan yang besar.

Saat menjalani pengobatan, Alex bertemu dengan banyak orang yang juga menghadapi kondisi kesehatan yang serius. Di ruang tunggu rumah sakit, ia melihat berbagai macam sosok: orang yang dulu membanggakan kekayaannya kini tidak dapat membayar perawatan medis yang dibutuhkannya, orang yang dulu memiliki kekuasaan dan jabatan tinggi sekarang hanya dapat berbaring lemah di tempat tidur, dan ada juga yang merasa kesepian meskipun dikelilingi harta dan materi.

Melalui pengalaman yang mengejutkan itu, Alex menyadari kelemahan hidupnya yang selama ini tidak pernah ia pikirkan. Kepada sahabatnya, Alex mengatakan dengan rendah hati, "Kita tidak bisa meramalkan takdir kita. Hidup sehat, tubuh kekar, kekayaan, jabatan, atau bahkan memiliki pasangan yang cantik bukanlah ukuran kebahagiaan atau keberhasilan sejati. Yang penting adalah bagaimana kita menjalani hidup ini."

Alex memutuskan untuk merenung dan memperbaiki diri. Ia belajar untuk menghargai setiap momen dan mengasihi sesama tanpa memandang status atau harta. Ia memilih untuk melakukan kebaikan dan berbuat baik kepada orang lain, karena tidak ada yang tahu kapan panggilan Tuhan akan datang.

Hidup Alex berubah menjadi lebih bermakna. Ia mengunjungi anak yatim piatu dan membantu mereka mendapatkan pendidikan yang layak. Ia menyumbangkan sebagian kekayaannya untuk membantu panti asuhan dan rumah sakit.

Alex menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari kepemilikan materi, tetapi dari rasa damai dalam hati saat kita bisa berbuat baik kepada orang lain.

Suatu hari, ketika Alex berjalan-jalan di taman, ia tiba-tiba merasakan kehadiran yang ajaib. Di balik semak-semak yang rimbun, seorang anak kecil tersenyum padanya. Alex merasa ada yang spesial tentang anak itu, dan ia mendekatinya.

Anak itu berkata, "Terima kasih, Paman Alex, karena telah membantu orang-orang yang membutuhkan. Kau telah memberikan kebahagiaan bagi banyak orang."

Alex tersentuh oleh kata-kata anak itu. Ia menyadari bahwa hidupnya telah berubah menjadi lebih berarti. Ia telah belajar bahwa kebanggaan sesungguhnya tidak terletak pada hal-hal yang bisa hilang sewaktu-waktu, tetapi pada bagaimana kita mempengaruhi kehidupan orang lain dan memberikan dampak positif.

Sejak saat itu, Alex hidup dengan rendah hati dan penuh kasih. Ia tidak lagi membanggakan apa yang dimilikinya, tetapi berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline