Dalam sebuah perusahaan, pengembangan kemampuan sumber daya manusia mutlak diperlukan. Tidak hanya melalui pelatihan secara langsung, namun diperlukan semacam mekanisme sharing sehingga pengalaman yang diperoleh senior di perusahaan tersebut dapat dibagi ke karyawan lainnya. Mekanisme sharing knowledge tersebut saat ini popular dengan istilah Mentoring.
Mentoring sendiri berasal dari kata ‘Mentor’ yang berarti penasehat. Shahizan Hasan dan Tsai Chen Chien mendefiniskan mentoring sebagai proses yang menggunakan berbagai aspek termasuk kemahiran oleh orang yang berpengalaman melalui bimbingan pendidikan bagi tujuan pembelajaran. Definisi lain menyebutkan bahwa mentoring merupakan sebuah hubungan kemitraan (partnership) dimana ada pihak yang membagi pengalaman, keahlian, informasi, dan perspektifnya untuk membantu pengembangan personal atau pertumbuhan karir orang lain. Secara umum, mentoring merupakan kegiatan pendidikan yang mencakup mengajar, mendidik, melatih, dan membina yang dilakukan dengan pendekatan saling berbagi yang di dalamnya terdapat rasa saling percaya satu sama lain antara dua pelaku utama yaitu mentor (penasehat utama) dan mentee (peserta mentoring).
Mentoring dianggap sebagai salah satu alat yang tepat bagi pengembangan dan pemberdayaan personal karena merupakan cara yang efektif dalam membantu karyawan untuk menemukan potensi diri serta mengembangkan karirnya dengan lebih baik. Karakteristik mentoring yang bersifat career-focused membuat aktivitas ini lebih efektif dibandingkan coaching karena mentoring memungkinkan para mentee untuk mengembangkan karirnya di luar area kerja yang selama ini ditekuni. Selain itu, inti kegiatan mentoring bersifat sharing sehingga pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh jauh lebih beragam dibandingkan dengan kegiatan coaching.
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam aktivitas mentoring, faktor mentor menjadi faktor yang cukup krusial. Seorang mentor setidaknya memiliki beberapa fungsi, antara lain :
- Teach , yaitu mengajarkan mentee bagaimana menghadapi isu-isu yang spesifik dalam pekerjaannya
- Coach, yaitu melatih mentee agar memiliki skill sesuai potensinya
- Facilitate, yaitu memfasilitasi perkembangan mentee melalui sharing resource
- Challenge, yaitu senantiasa menyiapkan tantangan sehingga mentee tidak stagnan pada comfort zone nya
- Create, yaitu menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman bagi pekerjaan yang memiliki risiko
- Focus, yaitu fokus pada pengembangan keseluruhan dari mentee.
Seringkali muncul kontradiktif dalam perusahaan dimana para senior merasa terancam dengan adanya aktivitas ini sehingga enggan untuk menerapkan budaya mentoring di perusahaannya. Mungkin banyak yang beranggapan bahwa suatu saat para mentee akan menggeser posisi mentor dalam sebuah area kerja. Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun tidak bisa dianggap benar. Diperlukan kebijaksanaan dari para senior untuk memahami bahwa kegiatan mentoring sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup perusahaan. Selain itu, bukankah ilmu tidak akan habis walaupun harus dibagi?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI