Pada 11 Maret 2025, seorang mahasiswa Universitas Negeri Malang melaksanakan aksi sosial sederhana namun bermakna di kawasan sekitar kampus. Dengan penuh kepekaan terhadap kondisi sosial, ia membagikan sekitar 45 paket makanan dan minuman kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama lansia serta individu yang terlihat belum mendapatkan makanan untuk berbuka puasa.
"Saya hanya ingin berbagi sedikit rezeki di bulan suci ini. Harapannya semoga bisa memberi manfaat, walau kecil." ujar mahasiswa pelaksana kegiatan tersebut.
Jenis takjil yang dibagikan terdiri dari makanan ringan dan minuman, dibagikan langsung menjelang waktu berbuka di titik-titik strategis seperti perempatan lampu merah, area parkir toko, dan trotoar kampus.
seorang lansia yang menerima takjil dari mahasiswi
Salah satu penerima, seorang ibu lansia yang tampak duduk di trotoar, menyampaikan rasa harunya. "Saya tidak menyangka masih ada anak muda yang peduli. Ini sangat berarti buat saya." tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Tanpa sorotan media atau seremoni formal, aksi ini dilandasi semata oleh panggilan hati dan keinginan untuk berbagi. Tindakan kecil tersebut justru menghadirkan dampak emosional yang besar, menjadi pengingat bahwa empati dan solidaritas adalah fondasi penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Mahasiswa ini tidak hanya bertujuan membantu secara praktis, tetapi juga membawa pesan moral yang lebih luas. Ia berharap bahwa tindakan sederhana tersebut dapat membangkitkan kesadaran kolektif khususnya di kalangan mahasiswa dan generasi muda untuk menanamkan dan mewujudkan nilai kepedulian sosial dalam keseharian.
Aksi ini mencerminkan implementasi sila kedua Pancasila, yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Dalam konteks pendidikan karakter, kegiatan ini memperkuat pemahaman bahwa nilai-nilai luhur Pancasila bukan hanya untuk dipelajari secara kognitif, melainkan juga untuk diamalkan secara nyata dan kontekstual.
Selain itu, kegiatan ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama Tujuan 2 (Zero Hunger) dan Tujuan 10 (Reduced Inequalities). Kedua tujuan ini menekankan pentingnya pemerataan akses terhadap kebutuhan dasar dan pengurangan kesenjangan sosial.
Bulan Ramadan bukan hanya ruang spiritualitas, melainkan juga laboratorium empati. Melalui kegiatan berbagi takjil ini, mahasiswa telah menunjukkan bahwa tindakan sekecil apa pun, jika dilakukan dengan tulus dapat menjadi katalis bagi perubahan sosial yang lebih besar.
antusias seorang lansia ketika di beri takjil