Lihat ke Halaman Asli

mahmud

Mahasiswa Universitas Hasanuddin

Edukasi dan Aplikasi JMS (JADAM Microbial Solution) untuk Pertanian Organik

Diperbarui: 15 Agustus 2025   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto edukasi JMS untuk pertanian Organik (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

PINRANG, 22 Juli 2025 -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tengah (KKN-T) dari Universitas Hasanuddin (Unhas), melalui program kerja yang bertajuk Edukasi dan Aplikasi JMS (JADAM Microbial Solution), mengadakan kegiatan edukasi dan praktek langsung di Desa Benteng Paremba, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang. Kegiatan ini merupakan bagian dari kerjasama dengan Program Pelatihan Ecofarming yang dikeluarkan oleh Yayasan Hadji Kalla. Melalui kegiatan ini, mahasiswa berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani setempat tentang pertanian sehat dan ramah lingkungan, khususnya dalam penggunaan pupuk alami.

Edukasi ini menyasar langsung para petani agar mereka memahami pentingnya pemanfaatan pupuk alami seperti JMS. Pupuk ini dibuat dari mikroorganisme lokal yang dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah secara alami tanpa harus bergantung pada pestisida kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Menurut Dr. Ir. Rahimuddin, ST., MT, selaku Dosen Pengampu KKN (DPK) Kecamatan Lembang tersebut, "Penggunaan Jadam ini dinilai sangat baik, bahkan apabila digunakan dalam jumlah yang banyak, tidak akan menimbulkan kerusakan karena prosesnya bersifat alami. Saya sendiri telah melakukan percobaan penerapan pada tanaman saya, dan hasilnya menunjukkan tanah yang lebih gembur serta tanaman yang tumbuh dengan subur dan sehat"

Foto Pembuatan JMS untuk pertanian Organik (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Lebih lanjut, Dr. Ir. Rahimuddin, ST., MT menambahkan bahwa aplikasi JMS tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem tanah agar tetap sehat dan berkelanjutan. Ia menjelaskan bahwa pupuk ini cocok digunakan oleh semua petani karena proses pembuatannya yang mudah dan murah.

Sementara itu, Nesya Fidlia, salah satu mahasiswa KKN-T 114 Unhas sekaligus narasumber kegiatan juga menegaskan bahwa mikroorganisme lokal sangat berperan penting dalam pembuatan JMS, sehingga petani tidak perlu mengeluarkan biaya besar dan dapat membuat pupuk ini sendiri di rumah. "Sebagai contoh, dengan memanfaatkan mikroorganisme lokal seperti pada proses pembuatan JMS, prosedurnya relatif sederhana dan tidak memerlukan biaya yang tinggi, sehingga dapat diakses secara lebih luas dan efisien," katanya.

Kegiatan ini pun mendapatkan antusiasme positif dari masyarakat setempat, yang menyadari pentingnya penerapan teknologi pertanian yang ramah lingkungan. Kegiatan ini diharapkan mampu mengedukasi petani untuk beralih ke penggunaan pupuk alami secara lebih luas. Selain membantu meningkatkan hasil panen, penggunaan JMS juga membantu menekan ketergantungan terhadap pestisida kimia yang selama ini sering menyebabkan kerusakan lingkungan dan menimbulkan risiko kesehatan. Melalui langkah kecil ini, mahasiswa Unhas berharap pertanian organik di Desa Benteng Paremba, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang bisa berkembang pesat dan membuka peluang untuk pertanian berkelanjutan yang lebih sehat dan ramah lingkungan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline