Lihat ke Halaman Asli

Lis Andriani

Menulis Santai, Pesan Sampai

Cerita Anak: Pesan Dari Jejak Misterius (Bag. 2)

Diperbarui: 2 Juni 2025   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesan Dari Jejak Misterius. Sumber: Lis Andriani, design by canva

Bab 2: Rahasia Peta Lama

Mereka mengikuti jejak yang semakin samar di tanah, hingga tiba di sebuah pohon besar dengan akar menjalar seperti tangan raksasa yang mencengkeram tanah. Di salah satu batangnya, terdapat ukiran kecil berbentuk panah---tanda yang tidak dibuat oleh alam.  

"Mungkin ini tanda sandi jejak," gumam Raka, mengingat pelajaran dari Pramuka tentang kode-kode rahasia yang digunakan dalam perjalanan. Ia menyentuh ukiran itu, merasakan kasar permukaannya.  

"Siapa yang membuatnya?" tanya Dani, matanya menatap pohon itu seolah mengharapkan jawaban langsung.  

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari balik semak. Mereka sontak membalikkan badan, siap berlari jika perlu. Namun yang muncul dari balik dedaunan adalah seorang pria tua dengan jaket lusuh dan tas kulit yang menggantung di bahunya.  

Pak Dirman.  

Ia tersenyum kecil, lalu menatap pohon dengan ukiran itu. "Ah... sudah lama sekali aku tidak melihat tanda ini."  

Raka mengerutkan kening. "Apa Anda tahu sesuatu tentang tanda ini, Pak?"  

Kakek tua itu mengangguk, lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya---selembar peta yang sudah menguning, ujungnya terlipat dan lusuh. Peta itu menunjukkan jalur yang mirip dengan yang mereka temukan, tetapi ada tambahan tanda di beberapa titik.  

"Dulu, ada seseorang yang mencari jalur ini," kata Pak Dirman pelan. "Konon, hanya ada satu waktu dalam setahun di mana desa tersembunyi ini bisa terlihat---ketika matahari berada di posisi tertentu. Dan tanda ini... mungkin salah satu petunjuknya."  

Mata Raka berbinar. Ia membandingkan sketsa jejaknya dengan peta tua itu, menyadari ada beberapa titik yang cocok satu sama lain. Seolah seseorang di masa lalu sudah mencoba menemukan tempat ini lebih dulu, tetapi belum berhasil menyelesaikan perjalanan mereka.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline