Jakarta, 9 Oktober 2025 --- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kasih Bangsa kembali menyelenggarakan kegiatan akademik inspiratif berupa webinar bertajuk "Impact of Budgeting and Budgetary Control on Profitability of Startup" pada Kamis, 9 Oktober 2025.
Acara ini menghadirkan dua pembicara berpengalaman, yakni Holly Deviarti, SE., MBA., Ph.D., CERT.DA dan Lidiyawati, SE., M.Sc., CERT.DA, yang memaparkan pentingnya perencanaan anggaran (budgeting) dan pengendalian anggaran (budgetary control) dalam menjaga profitabilitas serta keberlanjutan bisnis startup di tengah persaingan ekonomi digital.
Kegiatan webinar ini diikuti oleh mahasiswa, dosen, dan pelaku startup di berbagai daerah di Indonesia. Acara berlangsung secara interaktif dengan sesi tanya jawab yang hangat dan diskusi mendalam tentang strategi pengelolaan keuangan di era digital. Ketua Program Studi Manajemen STIE Kasih Bangsa yaitu Bapak Ir. A. Sigit Pramono Hadi, M.Si menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen kampus dalam membangun literasi finansial dan jiwa kewirausahaan mahasiswa agar mampu bersaing di dunia bisnis yang kompetitif.
Menurut Startup Genome Report 2024, sekitar 82% startup gagal dalam tiga tahun pertama akibat manajemen keuangan yang tidak efektif, termasuk lemahnya sistem penganggaran dan pengendalian biaya. Data serupa dari CB Insights (2025) juga menunjukkan bahwa 29% penyebab utama kegagalan startup disebabkan oleh masalah keuangan dan ketidakmampuan mengatur arus kas. Sementara itu, survei PwC Startup Finance Outlook 2024 menyebutkan bahwa startup dengan sistem budgeting terstruktur memiliki peluang 2,5 kali lebih besar untuk mencapai profitabilitas berkelanjutan dibandingkan startup tanpa perencanaan keuangan yang jelas.
Dalam paparannya, Holly Deviarti menjelaskan bahwa budgeting merupakan instrumen utama dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Menurutnya, startup sering kali fokus pada inovasi produk tanpa memperhatikan rencana keuangan yang realistis dan terukur. Ia menekankan bahwa penyusunan anggaran yang sistematis membantu perusahaan rintisan untuk menetapkan target pendapatan, meminimalkan pemborosan, serta memastikan efisiensi operasional. "Anggaran bukan hanya alat administratif, tetapi juga kompas strategis yang menentukan arah keberhasilan startup," jelasnya.
Lebih lanjut, Holly memaparkan bahwa budgetary control berfungsi untuk mengawasi implementasi anggaran agar tetap selaras dengan tujuan perusahaan. Ia mencontohkan praktik pengendalian berbasis data yang digunakan oleh startup global seperti Grab dan Bukalapak, yang mampu mengidentifikasi penyimpangan biaya secara cepat dan mengambil keputusan korektif berbasis analisis data real time. "Startup yang menerapkan pengendalian anggaran berbasis data memiliki kemampuan adaptasi lebih tinggi terhadap perubahan pasar," tambahnya.
Di akhir sesinya, Holly menekankan pentingnya integrasi antara sistem keuangan digital dengan data analytics untuk meningkatkan akurasi perencanaan anggaran. Ia menyarankan agar para pelaku startup mulai berinvestasi pada teknologi akuntansi modern serta memperkuat literasi keuangan di kalangan manajerial. "Keberlanjutan bisnis dimulai dari disiplin finansial," tutupnya.

Dalam penjelasannya, Lidiyawati juga menyoroti pentingnya variance analysis---yakni analisis perbandingan antara anggaran dan realisasi---sebagai indikator kinerja keuangan. Ia memberikan contoh bagaimana startup yang secara rutin melakukan evaluasi anggaran bulanan mampu memperbaiki strategi operasional dan meningkatkan profit margin hingga 15% dalam satu tahun. "Kontrol yang konsisten akan mengarahkan perusahaan pada pengambilan keputusan berbasis data, bukan sekadar intuisi," ujarnya.
Menutup sesi, Lidiyawati menekankan bahwa keberhasilan finansial startup tidak hanya bergantung pada ide kreatif, tetapi juga pada kemampuan mengelola sumber daya dengan bijak. Ia mendorong para mahasiswa dan pelaku usaha muda untuk menanamkan budaya disiplin anggaran sejak dini agar bisnis yang mereka bangun tidak hanya tumbuh cepat, tetapi juga bertahan lama. "Profitabilitas bukanlah hasil keberuntungan, melainkan buah dari perencanaan dan pengendalian yang matang," tegasnya.