Pernah nggak, kita perhatikan pohon mangga di depan rumah?
Musim kemarau panjang datang, hujan nggak turun-turun, udara panas menyengat. Â Tapi anehnya, pohon mangga itu tetap berdiri tegak. Daunnya mungkin sedikit layu, tapi bukan mati. Akar-akarnya tetap mencengkeram tanah, cabangnya tetap kokoh, dan beberapa bahkan tetap bisa berbunga saat cuaca ekstrem.
Bandingkan dengan rumput di bawahnya.
Baru beberapa minggu tanpa air, warnanya berubah menguning, kering, lalu mati perlahan. Nggak ada perlawanan. Sekali cuaca panas menggigit, mereka langsung tumbang.
Kenapa bisa begitu?
Jawabannya sederhana, Â Pohon mangga menabung. Bukan uang, tentu saja, tapi air.
Akar pohon mangga menjalar jauh ke dalam tanah. Saat musim hujan, dia menyerap dan menyimpan air dalam jumlah besar, jauh di tempat yang nggak bisa kita lihat.
Ketika kemarau datang, dia tinggal mengambil tabungan itu. Tenang, sabar, dan bertahan.
Sementara itu, rumput cuma punya akar dangkal. Mereka bergantung sepenuhnya pada hujan yang turun saat itu juga. Begitu pasokan air berhenti, mereka nggak punya cadangan untuk bertahan.
Menabung Itu Bukan Sekadar Uang
Kita mungkin sering dengar nasihat, "Menabunglah untuk masa depan."