Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

Memahami Belahan Jiwa

Diperbarui: 18 April 2017   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terinspirasi dari pesan Mama saya yang menginginkan kebahagiaan anaknya.

**     

“Yun Muskurayee, Tum nena jane kya.... Sapne de khaye, Aabto mera dil.”

Jika berinteraksi dengan mereka berdua, ingin rasanya si gadis bermata biru menyanyikan potongan lirik lagu itu. Ia senang bisa berbicara dengan dua orang yang ingin dijodohkannya. Dua orang yang masih menjadi bagian dari keluarganya.

“Lalu, kapan kamu akan melamar Sarah? Kamu belum memutuskan?” tanya si gadis bermata biru.

“Anton, tunggu apa lagi?”

Sudah cukup lama gadis bermata biru itu melakukan pendekatan pada sepupu jauhnya. Bukan karena asmara, melainkan niat hati ingin menjodohkan dengan gadis pilihannya.

“Wait...wait. Aku masih tak habis pikir. Kenapa kamu menginginkannya? Menginginkanku menikah dengan Sarah?” Anton balik bertanya.

“Karena kamu pantas untuk Sarah,” jawab gadis bermata biru itu yakin.

“Bagaimana jika aku tetap menginginkanmu?”

Si gadis terdiam. Pertanyaan Anton tak perlu dijawab. Sudah jelas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline