Desa Wanarejan Utara dikenal dengan beragam produk lokal, mulai dari kerajinan tangan (Sarung Goyor) dan kuliner. Selama bertahun-tahun, pemasaran produk masih mengandalkan cara konvensional, yaitu mengandalkan pembeli yang datang langsung atau mengirim barang melalui perantara. Meskipun cara konvensional ini masih memberikan keuntungan, namun belum optimal dalam menjangkau pasar yang lebih luas. Hal tersebut melahirkan gagasan mahasiswa KKN-T Universitas Alma Ata untuk mengadakan program kerja pendampingan digitalisasi UMKM, yang mana program tersebut hanya fokus pada UMKM sekitar yang memerlukan pendampingan. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan program kerja, mahasiswa KKN-T Universitas Alma Ata melakukan observasi UMKM yang ada di Desa Wanarejan Utara guna mengetahui UMKM mana yang segmen pasarnya luas namun dalam segi branding masih kurang.
Desa Wanarejan Utara terdiri dari lima dusun dengan potensi UMKM yang cukup besar. Berdasarkan survei awal, terdapat lebih dari 20 UMKM yang tersebar di seluruh wilayah desa, mulai dari usaha kerajinan tangan, kuliner, hingga jasa.
Dari hasil observasi mendalam yang dilakukan mahasiswa KKN-T 31 Universitas Alma Ata, dipilih dua UMKM sebagai pilot project untuk program pendampingan digitalisasi, yaitu:
- Kedai Mbak Maya - UMKM bidang kuliner
- Warung Ayam Bakar Kembar - UMKM bidang kuliner
(Foto bersama mahasiswa KKN-T Alma Ata dengan pemilik Kedai Mbak Maya (Sumber: Arsip Dokumentasi Sie PDD KKN-T 31 UAA))
Dalam pelaksanaan pendampingan kami melakukan beberapa kontribusi yaitu, pembuatan google maps, pemasangan banner, dan pengadaan daftar menu. Kontribusi ini dilakukan sesuai survei yang dilakukan mahasiswa KKN-T di kedua UMKM.
Dampak nyata bagi pelaku usaha, mereka merasa sangat terbantu dengan adanya pendampingan ini. Kami melakukan pendampingan dengan cara pembuatan desain banner, buku daftar menu, dan pembuatan peta lokasi (maps). Langkah-langkah ini terbukti efektif karena banner yang menarik memudahkan calon pembeli mengenali produk dan identitas usaha, sementara buku daftar menu memberikan kesan profesional serta memudahkan pelanggan memilih produk.
Selain itu, pembuatan peta lokasi digital membantu konsumen menemukan tempat usaha dengan cepat melalui aplikasi seperti Google Maps. Dengan demikian, pelanggan yang sebelumnya hanya mengetahui lokasi secara lisan kini bisa langsung menelusuri rute melalui ponsel mereka.
Kombinasi dari visual yang menarik, informasi produk yang jelas, dan akses lokasi yang mudah mendorong peningkatan kunjungan dan penjualan. Para pelaku UMKM pun merasakan perbedaan signifikan dalam hal jangkauan pasar dan kepercayaan pelanggan.
Ke depan, tantangan terbesar bagi UMKM di Desa Wanarejan Utara adalah menjaga konsistensi dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Dunia digital cepat berubah, cara promosi yang efektif hari ini bisa kurang relevan besok. Persaingan juga semakin ketat karena banyak pelaku usaha lain yang mulai memanfaatkan media online.
Untuk menghadapinya, para pelaku usaha perlu terus belajar dan beradaptasi, baik dengan mempelajari fitur baru di media sosial maupun memahami selera pasar yang selalu bergeser. Kualitas produk dan layanan harus tetap dijaga, karena promosi yang menarik tidak akan berarti tanpa kepuasan pelanggan. Selain itu, kerja sama dengan pemerintah desa, komunitas, dan platform penjualan online sangat penting dilakukan agar jangkauan pasar semakin luas.