Remaja perempuan di Indonesia rentan mengalami anemia. Kondisi ini terjadi karena remaja membutuhkan banyak zat besi dalam masa pertumbuhan fisik dan pematangan reproduksinya. Menurut WHO, anemia pada remaja dapat terjadi bila kadar hemoglobin kurang dari 12 mg/dl. Hemoglobin sendiri merupakan suatu protein yang terdapat dalam suatu sel darah merah. Fungsinya untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Jika hemoglobin dalam tubuh kurang, maka tubuh akan meresponnya dengan berbagai gejala seperti cepat lelah, letih, lesu, dan pusing (Yulita dkk., 2020).
Penyebab mengapa anemia dapat terjadi di antaranya yaitu karena tubuh kekurangan nutrisi yang dibutuhkan seperti zat besi, asam folat, vitamin B12, maupun vitamin C. Namun, anemia juga dapat terjadi karena infeksi, penyakit kronis, maupun kelainan genetik.
Upaya pemerintah untuk mengurangi tingkat anemia pada remaja yaitu dengan membagikan tablet penambah darah (TTD) melalui institusi sekolah. Di samping itu, remaja juga bisa mencegah anemia dengan perbaikan pola makan dan melakukan pemeriksaan kesehatan dengan rutin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI