Lihat ke Halaman Asli

Karnita

TERVERIFIKASI

Guru

Haji dan Kesehatan Jamaah: Tamparan untuk Indonesia

Diperbarui: 24 Agustus 2025   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arab Saudi Tegur Indonesia, Banyak Jamaah Tewas karena Masalah Kesehatan. /pixabay.com

Haji dan Kesehatan Jamaah: Tamparan untuk Indonesia

"Ibadah suci menuntut fisik yang kuat, bukan sekadar niat yang bulat."

Oleh Karnita

Langit Jakarta sore itu mendung ketika kabar mengejutkan datang pada Sabtu, 23 Agustus 2025. Pikiran Rakyat memuat berita berjudul "Arab Saudi Tegur Indonesia, Banyak Jamaah Tewas karena Masalah Kesehatan". Kabar ini menyentak publik, sebab menyangkut nyawa jamaah haji asal Indonesia yang wafat dalam jumlah jauh di atas standar toleransi. Berita ini pun segera menjadi perbincangan hangat di ruang publik maupun media sosial.

Teguran itu disampaikan langsung oleh otoritas Arab Saudi kepada pemerintah Indonesia. Angka kematian jamaah mencapai lebih dari 470 orang, padahal standar yang ditolerir hanya sekitar 60 dari total kuota 200 ribu jamaah. Urgensi persoalan ini jelas: menyangkut reputasi Indonesia di mata internasional, serta martabat umat yang berangkat dengan penuh harap. Situasi ini menunjukkan perlunya evaluasi menyeluruh dalam sistem penyelenggaraan ibadah haji.

Sebagai penulis, saya melihat isu ini relevan dengan kondisi kesehatan masyarakat kita secara umum. Banyak lansia, penderita penyakit kronis, bahkan pasien cuci darah masih diberangkatkan. Refleksi atas kasus ini penting, agar haji tetap menjadi ibadah yang mabrur, bukan perjalanan penuh duka. Persoalan ini seharusnya menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperketat standar istithaah kesehatan jamaah.

Tamparan Keras dari Saudi

Teguran Arab Saudi ibarat tamparan keras bagi penyelenggara haji Indonesia. Pemerintah Saudi menyoroti tingginya angka kematian jamaah asal Indonesia yang mencapai delapan kali lipat di atas standar toleransi. Teguran ini bukan sekadar administrasi, melainkan pesan serius tentang lemahnya mitigasi kesehatan.

Sorotan paling tajam adalah masih adanya jamaah dengan kondisi medis berat yang tetap diberangkatkan. Hal ini mencerminkan dilema: antara menjaga hak warga untuk berhaji dan memastikan keselamatan nyawa. Kritik publik pun menguat, mempertanyakan bagaimana standar istithaah kesehatan diberlakukan.

Refleksi penting dari teguran ini adalah perlunya keberanian politik dalam mengambil keputusan. Penyelenggara harus berani menolak jamaah yang tidak memenuhi standar medis, meski berisiko menuai protes. Pada akhirnya, keselamatan jamaah jauh lebih penting daripada sekadar mengejar kuota.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline