Lihat ke Halaman Asli

Karel Aniceto

Mahasiswa

Ketika Pikiran dan Tindakan Tak Sejalan: Teori Disonansi Kognitif dan Pengaruhnya Pada Perilaku Manusia

Diperbarui: 24 September 2023   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sc: https://www.verywellmind.com/

Teori Disonansi Kognitif adalah teori yang berfokus pada bagaimana persepsi dan kognisi memengaruhi serta dipengaruhi oleh motivasi dan emosi. Teori ini dikembangkan oleh Leon Festinger pada tahun 1950-an. Dalam teori ini, disonansi diartikan sebagai ketidakseimbangan antara dua elemen pengetahuan yang saling terkait tetapi tidak konsisten, sedangkan kognisi diartikan sebagai kepercayaan tentang sesuatu yang didapat dari proses berfikir. Ketika seseorang mengalami disonansi, maka akan muncul perasaan tidak nyaman yang akan memotivasi individu tersebut untuk mencari solusi demi mengurangi ketidaksesuaian tersebut.Teori ini memiliki asumsi dasar, yaitu hasrat akan adanya konsistensi dalam diri individu, disonansi muncul sebagai akibat dari adanya ketidaksesuaian dalam psikologis, disonansi adalah perasaan tidak nyaman dan untuk itu individu akan melakukan sesuatu, dan disonansi menyebabkan orang untuk memperoleh konsonansi dan usaha untuk mengurangi disonansi. Tingkat disonansi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pentingnya suatu hal bagi individu, jumlah kognisi yang disonan dan konsonan, serta banyaknya alasan yang dimiliki untuk menjelaskan ketidaksesuaian yang ada.

Contoh skenario yang dapat menjelaskan teori disonansi kognitif adalah seseorang yang merokok mengetahui bahwa merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung. Namun, individu tersebut juga memiliki kepercayaan bahwa merokok memberikan kepuasan dan meredakan stres. Dalam hal ini, terdapat disonansi antara pengetahuan tentang bahaya merokok dan kepercayaan bahwa merokok memberikan manfaat. Untuk mengurangi disonansi tersebut, individu tersebut dapat mengambil beberapa langkah, seperti menambah informasi yang sesuai dengan kepercayaan bahwa merokok memberikan manfaat, mengurangi pikiran yang tidak sesuai dengan kepercayaan tersebut, atau mengubah sikap terhadap merokok.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada masyarakat Kalimantan Barat, disonansi kognitif terjadi pada masyarakat yang mempersepsikan informasi mengenai pandemi COVID-19 sebagai hal yang bertentangan dengan kepercayaannya. Adanya disonansi kognitif mengenai pandemi COVID-19 didorong oleh kemampuan adaptasi nilai ke dalam sikap dan perilaku yang berbeda pada setiap orang. Kebingungan akibat banjir informasi dan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki membuat kelompok-kelompok dalam masyarakat mengalami disonansi kognitif yang bervariasi tingkatannya sesuai dengan latar belakang dirinya dan nilai-nilai yang dia anut.

Dalam sebuah penelitian lain, reduksi disonansi kognitif dilakukan oleh perokok aktif pria dengan profesi dalam bidang kesehatan dan medis. Perokok aktif pria yang berprofesi dalam bidang kesehatan dan medis memiliki kecenderungan mereduksi disonansi kognitif dengan cara mengubah elemen kognitif yang ada dan menambah elemen kognitif baru. Namun, perokok aktif pria yang berprofesi dalam bidang kesehatan dan medis memiliki kecenderungan untuk tidak mereduksi disonansi kognitif dengan cara menurunkan tingkat kepentingan elemen kognitif.

Dalam teori disonansi kognitif, terdapat asumsi dasar yang meliputi hasrat akan adanya konsistensi dalam diri individu, disonansi muncul sebagai akibat dari adanya ketidaksesuaian dalam psikologis, disonansi adalah perasaan tidak nyaman dan untuk itu individu akan melakukan sesuatu, dan disonansi menyebabkan orang untuk memperoleh konsonansi dan usaha untuk mengurangi disonansi. Tingkat disonansi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pentingnya suatu hal bagi individu, jumlah kognisi yang disonan dan konsonan, serta banyaknya alasan yang dimiliki untuk menjelaskan ketidaksesuaian yang ada.


Daftar Pustaka:
Hanum, A.N., Utami, D.N., & Suwarso, W.A. (2022). DISONANSI KOGNITIF MASYARAKAT KALIMANTAN BARAT AKIBAT BANJIR INFORMASI COVID-19. EKSPRESI DAN PERSEPSI : JURNAL ILMU KOMUNIKASI.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline