Cara Melupakan Seseorang: Perspektif Psikologi Memori dan Strategi Praktis
Melupakan seseorang bukanlah perkara mudah. Banyak orang berusaha keras untuk menghapus kenangan, tetapi justru semakin terasa nyata dan membekas. Hal ini dapat dipahami melalui kajian psikologi kognitif, khususnya terkait teori memori dan intenferensi.
Mengapa Sulit Melupakan?
Secara ilmiah, memori dalam otak tidak berfungsi seperti file komputer yang bisa dihapus begitu saja. Informasi yang pernah masuk akan tersimpan, meski bisa saja tidak selalu aktif atau tidak mudah diakses. Inilah yang membuat pengalaman emosional terutama yang melibatkan cinta, kehilangan, atau rasa sakit menjadi sulit hilang sepenuhnya.
Ketika seseorang mencoba "memaksa" diri untuk melupakan, ia justru memberi perhatian lebih pada memori tersebut. Fenomena ini dikenal sebagai efek rebound: semakin ingin menyingkirkan, semakin kuat kenangan itu muncul.
 Teori Interferensi dalam Memori
Dalam psikologi, terdapat konsep teori interferensi. Intinya, memori lama tidak benar-benar hilang, tetapi bisa "tertutupi" atau "tergeser" oleh memori baru. Ada dua jenis interferensi:
Proaktif: memori lama mengganggu pembentukan memori baru.
Retroaktif: memori baru mengganggu atau melemahkan akses ke memori lama.
Dalam konteks melupakan seseorang, retroactive interference lebih relevan. Artinya, dengan menghadirkan pengalaman baru, kenangan lama menjadi tidak terlalu sering muncul, bahkan bisa terkubur di bawah lapisan-lapisan pengalaman baru.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!