Padang pasir ? mungkinkah kau hantar aku pada rimbun gulma Rindu yang dikelilingi semerbak harum bunga warna-warni ?
Semestinya angin itu mempertemukan awan pada gersangmu , menyirami dengan rintik hujan hingga kau menangis bahagia dan penuh harap rimbun rumput menghijau dalam pelukan embun di pagi hari.
Kepakan sayap burung , lambaian kupu-kupu, mengiringi tangis bahagiamu dengan nyanyian dan tarian riang yang elok mengiringi gerimis, lalu dari sela-sela gunung bebatuan menetes deras kilauan air dan tumbuhkan lumut.
Padang pasir ? kapan bukitmu dihiasi dengan pelangi semarak warna di mejiku hibiniu dengan hiasan tarian selendang camar dan kelopak tulip yang warna-warni? Akan ku menjerit dan tangan menjulang serta mengangkat badan dan berlari menjemput paras Ayu bergaun putih dan berselendang merah cinta, yang terkapar dalam pingsan bahagiamu.
Harapku padamu terlalu , dan mungkinkah? Padang pasir mengusir gersangmu dalam rindu dan cinta berdekap dalam gerimis, diiringi kicau nyanyian burung dalam bahagia gempita?
Dan kini harap kita nyata , kau menghijau dan rimbun karna doa, rindu , dan cinta, namun kita kadang terlena akan Syukur bahagia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI