Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Sang Pembina Jiwa, Jejak Abadi H. Sali Iskandar dalam Yayasan Pendidikan dari TK hingga Perguruan Tinggi

Diperbarui: 6 Oktober 2025   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

H. Sali Iskandar, pendiri, perintis sekaligus Ketua Pembina Yayasan Al Ghifari, Al Aitaam, Intan Al Sali. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Drs. H. Sali Iskandar, M.M., lahir di Garut pada tanggal 03 Februari 1962. Beliau tumbuh di lingkungan yang membentuknya menjadi sosok yang pekerja keras. Setelah menyelesaikan pendidikannya hingga jenjang S1, Sali Iskandar mengambil sebuah keputusan yang menentukan arah karirnya.

Alih-alih mengejar pekerjaan kantoran, beliau memilih untuk terjun langsung ke dunia wiraswasta. Keputusan ini didasari oleh keyakinannya bahwa kemandirian finansial dan kemampuan menciptakan lapangan kerja adalah cara terbaik untuk berkontribusi pada masyarakat. Ia punya ambisi besar yang membutuhkan fondasi yang kuat.

Tahun 1997 menjadi tahun bersejarah bagi Sali Iskandar. Di tahun tersebut, ia memulai babak baru dalam hidupnya dengan mendirikan tiga pilar utama dalam dunia usaha. Pilar-pilar ini menjadi sumber daya yang memungkinkannya mewujudkan impiannya di bidang pendidikan.

Tiga entitas bisnis tersebut adalah CV Siger Tengah, CV Al-Aitaam Sarana Direktur Jabar Education and Entrepreneur Centre, dan PT Sali Iskandar. Mendirikan tiga perusahaan sekaligus menunjukkan energi dan visi yang besar. Beliau tidak ingin menunda-nunda langkahnya untuk maju.

CV Siger Tengah dan PT Sali Iskandar berfungsi sebagai kendaraan bisnis utama, menjaga stabilitas finansial. Sementara itu, CV Al-Aitaam Sarana fokus pada aspek pelatihan, khususnya Jabar Education and Entrepreneur Centre. Ini menunjukkan bahwa sejak awal, ia telah memadukan bisnis dengan pengembangan sumber daya manusia.

Fakta bahwa semua perusahaan yang didirikannya pada tahun 1997 tersebut masih beroperasi hingga saat ini adalah bukti nyata ketangguhan dan keuletan Sali Iskandar. Bisnis yang dibangunnya bukan sekadar usaha musiman, melainkan institusi yang mampu bertahan dalam jangka waktu yang sangat panjang.

Kewirausahaan bukan hanya soal mencari untung bagi beliau, tetapi juga tentang membangun sistem. Di perusahaan-perusahaannya, ia belajar mengelola tim, mengambil keputusan strategis, dan merencanakan masa depan yang berkelanjutan. Pengalaman inilah yang nantinya sangat bermanfaat saat ia membangun yayasan pendidikan.

Keputusan untuk berwiraswasta adalah langkah strategis. Beliau menyadari bahwa dengan memiliki kendali atas sumber daya, ia akan lebih leluasa dalam merealisasikan panggilan jiwanya untuk berbakti kepada masyarakat, terutama melalui jalur pendidikan.

Baginya, kesuksesan finansial adalah alat untuk mencapai tujuan yang lebih mulia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pilar-pilar bisnis yang kokoh dari Garut ini menjadi landasan tempat ia mendirikan mahakarya pendidikannya.

Visi Komprehensif dalam Membina Jiwa

Setelah fondasi bisnisnya kokoh, Sali Iskandar beralih fokus pada ambisi yang lebih dalam, yaitu pendidikan. Ia menyadari bahwa pembangunan sumber daya manusia adalah investasi terbaik. Ia tidak hanya menyumbang, tetapi merintis, mendirikan, dan aktif menjabat sebagai Ketua Pembina sejumlah yayasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline