Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Merdeka dari Balik Kerupuk Gantung, Mereka Belajar Sabar dalam Menikmati Hidup

Diperbarui: 19 Agustus 2025   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siswa-siswi SD Plus Al Ghifari mengikuti lomba balap kerupuk dalam rangka HUT ke-80 RI, Selasa (19/8/2025). | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Hari ini, Selasa (19/7/2025), suasana di SD Plus Al Ghifari Kota Bandung benar-benar ramai. Sekolah itu gempita merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80. Bendera merah putih memang terpasang di mana-mana, tapi yang paling mencolok adalah semangat anak-anak. 

Dari pagi, berbagai lomba sudah digelar. Ada lomba balap karung, tarik tambang, lari kelereng, sampai lomba menggambar. Tawa dan sorak sorai anak-anak terdengar sampai ke jalan. 

Para guru juga sibuk, mengatur lomba dan memastikan semuanya berjalan lancar. Semua orang, dari murid sampai guru, tampak senang. Rasanya, semangat kemerdekaan benar-benar terasa di sekolah itu.

Salah satu lomba yang paling dinanti adalah lomba balap kerupuk. Lomba ini memang jadi tradisi setiap perayaan 17 Agustusan. Saya ikut melihat di pelataran sekolah di lantai satu, tempat anak-anak kelas 1 akan bertanding. 

Kerupuknya sudah digantung di tali, bergoyang-goyang pelan ditiup angin. Anak-anak yang akan ikut lomba sudah berbaris rapi. Mata mereka berbinar-binar, tidak sabar untuk mulai.

Perjuangan Menggapai Kerupuk Gantung

Lomba balap kerupuk pun dimulai. Anak-anak langsung maju, berusaha memakan kerupuk yang digantung. Aturan mainnya sederhana, mereka tidak boleh pakai tangan. Jadi, semua hanya mengandalkan mulut. Itu yang bikin lomba ini seru dan lucu.

Ada satu anak yang terlihat sangat bersemangat. Dia loncat-loncat, berusaha meraih kerupuknya. Tapi karena terlalu semangat, kerupuknya malah semakin menjauh. 

Dia mencoba lagi, kali ini dengan kepala mendongak, tapi kerupuknya masih sulit dijangkau. Wajahnya mulai terlihat kesal, tapi dia tidak menyerah.

Di sampingnya, ada anak lain yang punya strategi berbeda. Dia tidak melompat-lompat. Dia berdiri diam, menenangkan diri sebentar, lalu dengan perlahan dia miringkan kepalanya sedikit. 

Dia menunggu sampai kerupuknya berhenti bergoyang, lalu dengan cepat dia gigit. Gigitannya kecil-kecil, tidak langsung habis. Dia makan perlahan, gigitan demi gigitan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline