Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merdeka dari Balik Kerupuk Gantung, Mereka Belajar Sabar dalam Menikmati Hidup

19 Agustus 2025   11:12 Diperbarui: 19 Agustus 2025   11:12 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa-siswi SD Plus Al Ghifari mengikuti lomba balap kerupuk dalam rangka HUT ke-80 RI, Selasa (19/8/2025). | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Hari ini, Selasa (19/7/2025), suasana di SD Plus Al Ghifari Kota Bandung benar-benar ramai. Sekolah itu gempita merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80. Bendera merah putih memang terpasang di mana-mana, tapi yang paling mencolok adalah semangat anak-anak. 

Dari pagi, berbagai lomba sudah digelar. Ada lomba balap karung, tarik tambang, lari kelereng, sampai lomba menggambar. Tawa dan sorak sorai anak-anak terdengar sampai ke jalan. 

Para guru juga sibuk, mengatur lomba dan memastikan semuanya berjalan lancar. Semua orang, dari murid sampai guru, tampak senang. Rasanya, semangat kemerdekaan benar-benar terasa di sekolah itu.

Salah satu lomba yang paling dinanti adalah lomba balap kerupuk. Lomba ini memang jadi tradisi setiap perayaan 17 Agustusan. Saya ikut melihat di pelataran sekolah di lantai satu, tempat anak-anak kelas 1 akan bertanding. 

Kerupuknya sudah digantung di tali, bergoyang-goyang pelan ditiup angin. Anak-anak yang akan ikut lomba sudah berbaris rapi. Mata mereka berbinar-binar, tidak sabar untuk mulai.

Perjuangan Menggapai Kerupuk Gantung

Lomba balap kerupuk pun dimulai. Anak-anak langsung maju, berusaha memakan kerupuk yang digantung. Aturan mainnya sederhana, mereka tidak boleh pakai tangan. Jadi, semua hanya mengandalkan mulut. Itu yang bikin lomba ini seru dan lucu.

Ada satu anak yang terlihat sangat bersemangat. Dia loncat-loncat, berusaha meraih kerupuknya. Tapi karena terlalu semangat, kerupuknya malah semakin menjauh. 

Dia mencoba lagi, kali ini dengan kepala mendongak, tapi kerupuknya masih sulit dijangkau. Wajahnya mulai terlihat kesal, tapi dia tidak menyerah.

Di sampingnya, ada anak lain yang punya strategi berbeda. Dia tidak melompat-lompat. Dia berdiri diam, menenangkan diri sebentar, lalu dengan perlahan dia miringkan kepalanya sedikit. 

Dia menunggu sampai kerupuknya berhenti bergoyang, lalu dengan cepat dia gigit. Gigitannya kecil-kecil, tidak langsung habis. Dia makan perlahan, gigitan demi gigitan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun