Lihat ke Halaman Asli

Julius Deliawan A.P

https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Jokowi dan Para Pembenci Yang Tak Pernah Libur

Diperbarui: 13 Agustus 2025   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://kupang.tribunnews.com/2025/05/31/hasil-survei-indikator-mayoritas-publik-percaya-ijazah-jokowi-asli?lgn_method=google&google_btn=onetap

Di republik ini, ada sekelompok orang yang kerjanya luar biasa konsisten: membenci Jokowi. Mereka tidak dibayar APBN, tapi jam kerjanya melebihi PNS. Libur nasional? Tetap benci. Lebaran? Tetap benci. Bahkan saat negara sedang gempa politik, mereka tetap punya prioritas: mencari bahan baru untuk menyerang Jokowi. Dan yang  tidak pernah basi adalah isu ijazah palsu.

Mereka ini mungkin tidak sadar, tapi justru sedang memberi Jokowi hadiah politik yang sangat mahal: simpati publik.

Ijazah Palsu: Menu Favorit yang Tak Pernah Dihabiskan

Isu ini ibarat mie instan politik: gampang dihidangkan, tapi gizinya nol besar. Tidak pernah benar-benar terbukti di pengadilan, tapi selalu diulang-ulang seperti mantra. Mereka mungkin berharap publik akan bosan dengan Jokowi, tapi yang terjadi sebaliknya: publik malah bosan dengan tuduhannya.

Dan seperti biasa, setiap kali serangan itu dilontarkan, para pendukung Jokowi langsung merapatkan barisan. Mereka merasa idolanya sedang diperlakukan tidak adil. Perasaan itu mengikat lebih kuat daripada janji kampanye mana pun.

Lucunya, para pembenci ini tidak paham bahwa loyalitas emosional jauh lebih sulit digoyahkan dibanding sekadar perbedaan pilihan politik. Serangan mereka justru membuat Jokowi tampil seperti tokoh yang selalu dikejar-kejar tapi tidak pernah jatuh dan itu seksi sekali di mata simpatisan.

Mereka yang Dizalimi Selalu Menang di Hati Rakyat

Sejarah politik Indonesia sudah berkali-kali membuktikan: tokoh yang dianggap dizalimi biasanya justru menjadi legenda. Sukarno tetap dielu-elukan bahkan ketika dilengserkan. Gus Dur malah makin dihormati setelah dilengserkan dari kursi presiden. Prabowo yang dulu dijauhi, kini duduk pada jabatan yang sejak lama Ia perjuangkan.

Jokowi sedang berada di jalur yang sama. Bedanya, ia belum tumbang dan mungkin tidak akan, setidaknya dalam makna politik. Ia justru sedang menikmati paradoks langka: dibenci di satu sisi, tapi makin dicintai di sisi lain.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline