Desa Suka -- Sejumlah mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Suka, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo. Melalui berbagai program kerja (prokja), mereka berupaya memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, mulai dari bidang pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi kreatif.
Selama beberapa minggu kegiatan berlangsung, mahasiswa UINSU menggagas berbagai program yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan warga. Program-program tersebut antara lain pelatihan pembuatan sabun cuci piring ramah lingkungan, penyuluhan kesehatan keluarga, bimbingan belajar bagi anak-anak, serta kegiatan sosial keagamaan yang melibatkan masyarakat desa.
Sabun cuci piring telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Sebagai salah satu produk kebutuhan rumah tangga, sabun ini memegang peranan penting dalam menjaga kebersihan peralatan dapur, khususnya setelah aktivitas memasak yang seringkali meninggalkan noda minyak membandel. Tidak hanya sekadar produk pembersih, sabun cuci piring kini juga menjadi salah satu sektor industri yang mengalami perkembangan pesat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan kelestarian lingkungan.
Dalam beberapa tahun terakhir, pasar sabun cuci piring di Indonesia terus mengalami pertumbuhan signifikan. Berdasarkan data dari Asosiasi Produsen Sabun dan Deterjen, tingkat konsumsi sabun cuci piring meningkat sekitar 15 persen per tahun. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya gaya hidup masyarakat urban yang lebih praktis dan higienis. Tidak heran jika berbagai merek berlomba-lomba menghadirkan inovasi baru, mulai dari varian aroma buah-buahan, antibakteri, hingga formula ramah lingkungan.
Di sisi lain, masyarakat juga semakin kritis terhadap kandungan bahan kimia dalam sabun cuci piring. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa residu sabun yang tidak terbilas sempurna pada peralatan makan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan. Kondisi ini membuat pemerintah bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) gencar melakukan pengawasan terhadap standar keamanan produk sabun cuci piring. Produsen diwajibkan mencantumkan komposisi bahan secara jelas pada kemasan untuk memberikan informasi yang transparan kepada konsumen.
Disini kami Alimatusakdia Panggabean dan Riza Nazila Azri dari KKN UINSU di Desa Suka, menjelaskan bahwa program ini dirancang sesuai hasil observasi awal terkait kebutuhan dan potensi desa. "Kami melihat ada peluang bagi masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar mereka. Misalnya, dengan membuat sabun cuci piring sendiri, warga bisa menghemat biaya sekaligus membuka peluang usaha kecil," ujarnya, Selasa 26 Agustus 2025.
Inovasi sabun cuci piring ramah lingkungan menjadi salah satu kegiatan yang paling mendapat perhatian warga. Dengan memanfaatkan bahan yang mudah ditemukan dan aman, kami membimbing ibu-ibu rumah tangga untuk memproduksi sabun cair yang dapat digunakan sehari-hari. Hasilnya tidak hanya dipakai sendiri, tetapi juga berpotensi dipasarkan sebagai produk lokal desa. Selain itu, kami juga mengadakan penyuluhan tentang pentingnya pola hidup bersih dan sehat, terutama bagi anak-anak sekolah.
Warga Desa Suka, mengapresiasi kehadiran mahasiswa KKN UINSU yang dinilai membawa energi positif bagi masyarakat setempat. "Mereka merasa terbantu dengan adanya mahasiswa yang turun langsung ke desa. Program mereka sederhana tapi bermanfaat, dan masyarakat sangat antusias," kata Warga Desa.
Kegiatan KKN ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi pemicu bagi masyarakat Desa Suka untuk mengembangkan potensi lokal secara mandiri. Kami pun berharap, apa yang sudah mereka lakukan bisa menjadi bekal berkelanjutan bagi warga. "Kami ingin meninggalkan jejak yang bisa diteruskan warga setelah kami kembali ke kampus. Semoga Desa Suka semakin maju dan mandiri,"
Foto Hasil Kegiatan Pembuatan Sabun Cuci Piring