Lihat ke Halaman Asli

Obrolan Lintas Iman : Kuasa Gelap dan Kebencian Menghambat Doa

Diperbarui: 15 April 2025   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi (Sumber: Chat GPT)

Siang hari yang cerah, ketika saya asyik berkebun, tiba-tiba datang seorang tetangga yang menghampiri. Ia duduk bersila sambil membawa arit untuk mencari rumput. Saya pun ikut duduk, dan kami larut dalam obrolan yang santai namun serius.

Bapak ini mengungkapkan keluh kesahnya bahwa doa-doanya terasa mentok di plafon rumah saja---tidak bisa "los" menjumpai Tuhan. Saat ia sholat atau mengikuti ibadah Jumat, ia merasa tidak terhubung dengan Tuhan. Ia sangat merindukan kembali bisa beribadah dengan khusyuk dan merasakan perjumpaan yang mendalam dengan Sang Pencipta. Ia merasa seperti ada sesuatu yang menghalangi, membuat doanya tidak sampai kepada Tuhan.

Kuasa Gelap Menghambat Doa

Saya lalu bertanya, "Apakah Bapak pernah berhubungan dengan kuasa gelap? Seperti mencari ilmu kesaktian atau menyimpan jimat-jimat?"

Bapak itu mengangguk dan menjawab, "Dulu, Mas. Tapi sudah lama sekali. Saya sudah tidak punya jimat lagi dan sudah membuang semua ilmu saya."

Ia pun bercerita bahwa dulu, selama bertahun-tahun, ia adalah sopir truk tronton yang melakukan perjalanan hingga antar pulau. Katanya, bagi orang yang hidup di jalanan, tidak boleh 'kosongan'. Harus punya jimat atau ilmu kekebalan karena hidup di jalanan sangat keras. Namun sejak memiliki macam-macam ilmu kebal dan jimat, hatinya tidak pernah tenang. Orang Jawa bilang, kemrungsung, gampang marah dan selalu ingin berkelahi.

Saya lalu menjelaskan bahwa hubungan dengan kuasa gelap bisa menjadi penghambat dalam hubungan kita dengan Tuhan. 

Meskipun secara fisik ia telah membuang jimat dan meninggalkan ilmu-ilmu tersebut, kuasa gelap memiliki sifat yang mengikat. Ia tidak ingin begitu saja dilepaskan dari orang yang pernah bersekutu dengannya. Kuasa gelap akan terus berusaha mengikat manusia selama-lamanya, jika tidak diputuskan dengan sungguh-sungguh dan penuh iman.

Saya kemudian bertanya, "Apakah Bapak bersedia didoakan agar benar-benar terlepas dari ikatan kuasa gelap itu? Saya akan berdoa dengan cara Kristen, tetapi Bapak bisa juga berdoa kepada Tuhan menurut iman Bapak sendiri."

Dengan wajah berseri ia menjawab, "Mau, Mas."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline