Lihat ke Halaman Asli

Ira Rismawati

Mahasiswa Universitas Pamulang

Ekonomi Tiongkok Melambat, Dunia Merasakan Efek Domino

Diperbarui: 16 Oktober 2025   02:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Grafik 1: Pertumbuhan PDB triwulanan Tiongkok menunjukkan tren penurunan dari sekitar 9% ke kisaran 4--5% (Sumber: Statista, 2024).

Selama beberapa dekade terakhir, Tiongkok dikenal sebagai mesin penggerak ekonomi dunia. Negara ini berhasil bertransformasi dari ekonomi agraris menjadi pusat industri global, mengantarkan ratusan juta orang keluar dari kemiskinan, serta menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, laju pertumbuhan Tiongkok mulai melambat. Kondisi ini menjadi perhatian besar dunia karena ekonomi Tiongkok memiliki pengaruh yang sangat luas terhadap stabilitas ekonomi global.

Menurut data dari Biro Statistik Nasional Tiongkok, pertumbuhan ekonomi negara tersebut pada tahun 2025 diperkirakan hanya berada di kisaran 4,5%, menurun dibandingkan rata-rata pertumbuhan dua digit yang pernah dicapai satu dekade sebelumnya. Perlambatan ini menandai berakhirnya masa "keajaiban ekonomi Tiongkok" yang selama ini menjadi panutan banyak negara berkembang.

Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi di Tiongkok

Akar Masalah: Dari Krisis Properti hingga Perubahan Global


Salah satu faktor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi Tiongkok adalah krisis di sektor properti. Perusahaan raksasa seperti Evergrande Group dan Country Garden yang selama ini menjadi simbol keberhasilan sektor real estate, kini justru menjadi sumber ketidakstabilan ekonomi.

Krisis utang yang mereka alami telah menimbulkan efek domino terhadap pasar keuangan, perbankan dan kepercayaan masyarakat terhadap investasi.

Selain itu, permintaan global yang menurun turut memperburuk situasi. Sebagai negara eksportir terbesar di dunia, Tiongkok sangat bergantung pada perdagangan internasional. Ketika negara-negara Barat mengalami perlambatan ekonomi, permintaan terhadap produk-produk Tiongkok ikut menurun.

Tren Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Tiongkok

Grafik 2: Pertumbuhan tahunan GDP Tiongkok dari tahun 2000 hingga 2023 (Sumber: Scientific Diagram, 2024). 

Dari Grafik diatas menunjukkan tren pertumbuhan tahunan GDP Tiongkok menurun signifikan setelah masa puncak di pertengahan 2000-an.

Ketegangan Geopolitik dan Perang Dagang

Selain faktor domestik, perlambatan ekonomi Tiongkok juga dipicu oleh ketegangan geopolitik dan perang dagang yang berkepanjangan dengan Amerika Serikat.

Sejak 2018, hubungan antara kedua negara superpower ini kerap diwarnai dengan kebijakan saling membatasi ekspor, terutama di sektor teknologi tinggi seperti semikonduktor dan kecerdasan buatan (artificial intelligence).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline