Lihat ke Halaman Asli

ioanes rakhmat

Science and culture observer

Sains tentang Kecerdasan Majemuk

Diperbarui: 15 Juli 2018   16:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: elhombredenegro/Flickr

Update mutakhir 15 Juli 2018

Banyak orangtua ingin anak-anak mereka memiliki IQ ("Intelligence Quotient") yang tinggi, lantaran mereka beranggapan IQ yang tinggi berarti cerdas. Tapi anggapan yang diyakini para orangtua ini sebetulnya keliru.

Tapi ya betul, orang umumnya senang kalau memiliki peringkat IQ di atas rata-rata. Jika si X, Y dan Z ber-IQ tinggi, mereka suka sekali membangga-banggakan IQ mereka sekalipun tidak ada yang menanyakannya kepada mereka. 

Setelah Albert Einstein, sosok fisikawan teoretis terkenal (alm) Stephen Hawking diakui sebagai orang tercerdas kedua dunia di abab ke-20. Saat ditanya berapa peringkat IQ-nya, dengan kalem Hawking menjawab bahwa orang yang suka membangga-banggakan IQ mereka adalah para pecundang, the losers. Nah loh.

Belum banyak orang yang tahu bahwa IQ itu ukuran psikometrik (dengan peringkat angka) yang hanya mengacu ke kemampuan atau ke kecerdasan seseorang dalam dua bidang pembelajaran atau ilmu saja, yakni matematika dan linguistik.

Sudah lazim kini di sekolah-sekolah yang berkualitas kurikulum dibangun berdasarkan model kecerdasan yang holistik, menyeluruh dan majemuk. Model ini dinamakan model multiple intelligences (MI) atau model kecerdasan majemuk.

Nah, dengan model MI, jika IQ putra atau putri anda rendah, tidak berarti mereka bodoh. Sebab mereka bisa cerdas di bidang lain yang bukan matematika atau bahasa, tetapi, misalnya, cerdas di bidang kesenian atau cerdas di bidang olah gerak tubuh seperti balet atau tarian.

Selanjutnya ikuti dan pahamilah dengan sabar dan cermat uraian saya di bawah ini tentang MI. Hingga saat ini dan jauh ke depan, apa yang akan saya beberkan ini tetap relevan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Jika anda menilai tulisan saya ini berguna, bagikanlah ke teman-teman anda dengan hati yang riang dan pikiran yang cerah. 

Dunia ilmu pengetahuan penuh dengan hal-hal yang riang meski ada juga banyak perdebatan dan kerja keras di dalamnya. Karena itu, teruskanlah ilmu pengetahuan dengan hati yang hepi. Jangan sekali-kali membekapnya hanya untuk diri sendiri. Cerdas hanya untuk diri sendiri ya sama dengan bodoh. Tapi kalau anda bodoh, apalagi bodoh tanpa batas, nah kebodohan ini perlu anda bekap dan kuasai sendiri, jangan sekali-kali disebar dan ditularkan. 

Nah, temukan dalam bidang-bidang apa saja putra dan putri anda memiliki kecerdasan yang menonjol.

Jika anda bersama putra dan putri anda sudah menemukan dalam bidang-bidang apa mereka cerdas atau memiliki kecakapan dan kemampuan yang menonjol, bantulah dan beri mereka fasilitas pembelajaran dan pelatihan yang dapat menumbuhkan dan mematangkan bidang-bidang kecerdasan mereka. Tidak ada pelajar yang bodoh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline