Lihat ke Halaman Asli

Intankurnia

Mahasiswa

Perkembangan peserta didik, menemani tumbuhnya potensi anak

Diperbarui: 4 Oktober 2025   15:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan peserta didik bukan sekadar soal bertambahnya usia atau naiknya jenjang kelas. Ia adalah proses kompleks yang mencakup aspek fisik, kognitif, sosial, dan emosional. Dalam dunia pendidikan, memahami perkembangan ini menjadi kunci agar guru dan orang tua dapat memberikan dukungan yang tepat sesuai tahap tumbuh kembang anak.

   Perkembangan Kognitif: Dari Rasa Ingin Tahu ke Kemampuan Berpikir Kritis.

  Menurut jurnal Child Development dan kajian Piaget yang masih relevan hingga kini, anak-anak mengalami tahapan berpikir yang berbeda seiring bertambahnya usia. Di usia dini, mereka cenderung berpikir secara konkret---belajar lewat benda nyata dan pengalaman langsung. Namun, memasuki usia remaja, kemampuan berpikir abstrak mulai berkembang. Mereka mulai bisa memahami konsep, menganalisis, dan membuat kesimpulan.

  Hal ini menuntut guru untuk menyesuaikan metode pembelajaran. Misalnya, anak SD lebih cocok dengan pembelajaran berbasis permainan dan eksplorasi, sementara siswa SMA bisa diajak berdiskusi dan menganalisis isu-isu kompleks.

   Perkembangan Sosial dan Emosional: Belajar Mengenal Diri dan Orang Lain

Jurnal Educational Psychology menekankan pentingnya lingkungan sosial dalam membentuk karakter peserta didik. Di sekolah, anak belajar berinteraksi, bekerja sama, dan menyelesaikan konflik. Masa remaja menjadi titik krusial karena mereka mulai mencari jati diri dan cenderung lebih sensitif terhadap penilaian orang lain.

Guru dan orang tua perlu hadir sebagai pendamping, bukan hanya pengarah. Memberikan ruang aman untuk berekspresi, mendengarkan keluh kesah, dan memberi umpan balik yang membangun adalah langkah kecil yang berdampak besar.

• Perkembangan Fisik: Menyesuaikan Aktivitas dan Ekspektasi

Perubahan fisik juga memengaruhi cara anak belajar. Jurnal Journal of School Health menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus dan kasar berpengaruh pada kemampuan menulis, menggambar, hingga berolahraga. Anak yang aktif secara fisik cenderung memiliki konsentrasi lebih baik dan suasana hati yang stabil.

Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk menyediakan waktu bermain dan olahraga yang cukup, bukan hanya fokus pada akademik tapi juga perkembangan fisik tersebut 

   Pendidikan yang Memanusiakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline