Olahan bubur kacang hijau merupakan salah satu jenis bubur yang saya sukai. Saat kecil dulu saya memiliki tukang bubur kacang hijau favorit.
Bapak bubur ini kerap berkeliling kampung dengan menggunakan gerobak kecilnya dan mendetingkan mangkok keramik dengan sendok sebagai tanda bahwa sang bubur siap untuk dibeli.
Olahan bubur kacang hijau dan ketan hitam Si Bapak sangat endes sekali. Bubur kacang hijaunya kental dan aroma bubur ketan hitamnya sangat wangi. Rasa manis buburnya pas dengan santan kental gurih beraroma daun pandan.
Bubur ini disajikan hangat dalam mangkok keramik berukuran kecil dengan sendok bebek sebagai pelengkapnya.
Sampai saat ini, entah telah berapa banyak tipe bubur kacang hijau yang saya cicipi namun belum ada yang rasanya seenak yang dijual oleh tukang bubur kacang hijau favorit saya tersebut.
Namun demikian, ada beberapa bubur kacang hijau yang selalu terkenang-kenang karena keabsurdannya, eh.
Tersebutlah bubur kacang hijau di tempat saya kos dulu. Begitu melihat penampakannya, dalam hati saya bertanya-tanya mengapa bubur kacang hijau kok seperti itu. Dalam hati ya, soalnya kalau disuarakan nanti saya ditoyor si euceu-euceu penjualnya.
Bubur kacang hijau ini disajikan dalam sebuah mangkok plastik berwarna merah. Kacang hijaunya masih berbentuk butiran, mentah segan mateng gak mau. Kuahnya berupa air godogan kacang hijau tersebut lalu dituangi susu kental manis secuprit.
Lalu sang penjual pun melengkapinya dengan beberapa potong roti tawar yang terlalu banyak pengembang sampai ngampul-ngampul timbul tenggelam. Tapi walaupun absurd, sang bubur tetap saja sukses masuk ke lambung.
Selain itu ada pula bubur kacang hijau yang pemanisnya memakai gula bibit atau gula sakarin secara berlebihan. Manisnya itu aneh dan bikin membuat kepala puyeng bagai kelebihan micin.