Lihat ke Halaman Asli

Idan Ramdani

Mahasiswa

Self Healing, Bagaimana Diri Mengobati Luka?

Diperbarui: 28 Oktober 2024   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Hallo kawan kawan semua kali ini saya akan sedikit memberikan atau memaparkan sedikit artikel yang berkaitan dgn Self Healing dan bagaimana diri bisa mengobati luka.

Selama ini otak hanya digunakan untuk problem solving, mempelajari pengetahuan atau berhitung. Sementara, yang terkait dengan perasaan, emosi, feeling semuanya ada di hati. Ternyata itu salah besar.

Semua yang dirasakan di dada dalam bentuk emosi yang campur aduk, perasaan marah, benci bahkan cinta ternyata adalah produk dari otak. Semua itu adalah produk dari sebuah proses berpikir. Ya. Semua itu adalah bukti bahwa pikiran dan tubuh adalah satu kesatuan. Karena, pikiran dan tubuh adalah satu kesatuan, maka banyak pula penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh pikiran. Maag, asam urat, diabetes, kolesterol, stroke, jantung semua adalah akibat dari beban pikiran yang terakumulasi sehingga mengganggu fungsi kerja organ tubuh. Meskipun ada juga penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri dari luar tubuh, ternyata lemahnya sistem imunitas dalam melawan segala parasit dari luar ternyata juga diakibatkan oleh pikiran.

Ketika lelah dan stres, sistem imunitas melemah. Ketika bahagia, sistem imunitas meningkat. Itu adalah bukti bahwa pikiran dan tubuh adalah satu kesatuan.

Fakta bahwa pikiran dan tubuh adalah satu kesatuan, maka kita dapat menggunakan pikiran kita untuk melakukan proses penyembuhan secara mandiri (self-healing). Tentu saja dengan memikirkan hal-hal yang positif, sugestif dan bermanfaat untuk membuat tubuh lebih sehat dan lebih imun terhadap segala jenis penyakit.

Keyakinan (belief) mengenai dirilah yang justru membuat seseorang menjadi berhasil atau tidak. Darimana keyakinan mengenai diri itu terbentuk? Dari semua pengalaman yang kita alami yang akhirnya diberi makna dan disederhanakan menjadi sebuah definisi diri.

Belief terbentuk dari pengalaman masa lalu, hal-hal yang kita alami baik atau buruk, keyakinan yang ditanamkan oleh orang tua, orang yang lebih berpengaruh atau budaya masyarakat dan bahkan agama. Belief merupakan sebuah persepsi mengenai sesuatu yang dengan sengaja dipilih sebagai kebenaran.

Karena belief terbentuk dari persepsi atas pengalaman, maka setiap orang bisa mempunyai belief yang berbeda meskipun mengalami hal yang sama. Lalu, apa kaitan belief dengan penyembuhan diri sendiri (self healing)?

Pertama, bisa atau tidaknya melakukan self healing tergantung dari seberapa yakin Anda bisa melakukannya. Kedua, bisa atau tidaknya Anda membantu orang lain untuk melakukan self healing tergantung dari seberapa yakin Anda bisa melakukannya, dan seberapa yakin orang itu terhadap kemampuan Anda. Ketiga, efektif atau tidaknya self healing yang dilakukan, tergantung dari seberapa yakin Anda terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menciptakan seluruh dunia beserta isinya.

Tujuan dari self healing sendiri adalah untuk memahami diri sendiri, menerima ketidaksempurnaan, dan membentuk pikiran positif dari apa yang telah terjadi. Ketika berhasil melakukan self healing, maka kita akan menjadi pribadi yang lebih tegar dalam menghadapi kesulitan, kegagalan, dan trauma di masa lalu.

Bagaimana melakukan self healing?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline