Lihat ke Halaman Asli

Mahéng

TERVERIFIKASI

Author

Kisah Pilu Jobseeker: Syarat Makin Absurd, Harapan Makin Tipis, tapi Tetap Nggak Mau Nyerah

Diperbarui: 11 Mei 2025   13:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dilema pengangguran. Foto: Tim Gouw via Pexels 

Indonesia katanya bonus demografi. Tapi kadang rasanya bonus ini nggak tahu mau diapain. Terlalu muda untuk pensiun, terlalu berpengalaman untuk kerja magang, tapi selalu kurang satu syarat buat dapat kerja.

Dulu banget, cita-cita saya mulia: jadi orang sukses.

Seperti sukses yang dipromosikan di media sosial. Kerja sesuai passion, nggak lihat harga pas belanja, bisa bawa orang tua umrah, dan pas diunggah ke Instagram takarirnya bijak, bukan galau.

Menginspirasi. Aestetik. Penuh semangat self-love.

Tapi realita datang secepat iklan pinjol. IPK saya lumayan, organisasi segunung, portofolio oke. Saya pikir tinggal tunggu waktu dipanggil kerja, lalu hidup bahagia selamanya dengan gaji UMR plus plus.

Nyatanya, saya justru ikut program hibernasi nasional: pengangguran tanpa subsidi. Dan ternyata saya tidak sendirian.

Ada yang bahkan lebih “hebat”. Aktif jadi admin grup Facebook info loker Jogja, tiap hari share lowongan kerja buat orang lain, padahal admin sendiri belum pernah dipanggil wawancara.

Dedikasi tanpa pamrih yang bikin terharu dan pengin ngajak pelukan.

Syarat Kerja: Umur Muda, Pengalaman Tua, Gaji Nggak Seberapa 

Mungkin cuma di Indonesia lowongan kerja bisa lebih absurd dari naskah drama China di Facebook.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline