Lihat ke Halaman Asli

Highcall Ziqrul Illahi

Mahasiswa Aktif Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tanggapi Isu Maraknya Keracunan Makan Bergizi Gratis di Sekolah Negeri, Pihak Sekolah Siasati Berbagai Mitigasi

Diperbarui: 7 Oktober 2025   14:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Bandung - Menanggapi maraknya isu keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah sekolah negeri, pihak sekolah di Kota Bandung menegaskan telah memperketat mekanisme distribusi dan pengawasan makanan agar kasus serupa tidak menimpa peserta didik. Setidaknya empat sekolah, yaitu SMAN 9 Bandung, MAN 2 Kota Bandung, SMPN 56 Bandung, dan SMPN 72 Bandung, mengambil langkah mitigasi berbeda sesuai kondisi masing-masing.

SMAN 9 Bandung memastikan program MBG di sekolahnya berjalan aman karena seluruh makanan dikelola dapur Lanud TNI AU Husein Sastranegara yang memiliki standar sanitasi tinggi. Pelaksana piket MBG, Anita, menyampaikan bahwa pengawasan dilakukan dengan ketat agar kualitas makanan terjaga. "Kami selalu mengutamakan kualitas dan higienitas makanan, dengan pengawasan ketat agar siswa tetap aman, sehat, dan mendapat asupan bergizi," ujarnya.

MAN 2 Kota Bandung memilih menerapkan protokol mitigasi berlapis untuk memastikan keamanan pangan bagi 1.215 siswanya. Kepala Tim Humas, Titin, menuturkan bahwa empat petugas khusus diterjunkan untuk melakukan pengecekan visual, aroma, dan kemasan makanan sebelum dibagikan. "Kami tidak hanya mengawasi sebelum distribusi, tetapi juga menyiapkan langkah antisipasi agar jika ada insiden, penanganan bisa cepat dan tepat," jelasnya.

Titin juga menekankan bahwa sekolah bekerja sama dengan UPT Puskesmas Cipadung sebagai rujukan utama apabila terjadi insiden, ditambah fasilitas internal seperti UKS, PMR, dan mobil sekolah. Meski begitu, ia mengakui keterbatasan sistem sampling dan berharap penyedia makanan dapat menyerahkan sampel lebih representatif sebelum dikonsumsi oleh peserta didik.

SMPN 56 Bandung mengambil langkah proaktif dengan tetap melanjutkan program MBG meski ada gelombang isu keracunan di daerah lain. Bagian Kesiswaan, Dedi, menjelaskan bahwa pihak sekolah selalu memeriksa kelayakan makanan sebelum dibagikan. "Kami tetap melanjutkan program karena manfaatnya sangat besar bagi anak-anak. Yang penting, pengawasan harus lebih ketat dan kita berdoa agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," ungkapnya.

Dedi menambahkan bahwa meskipun beberapa sekolah memilih menghentikan sementara distribusi MBG, SMPN 56 Bandung berkomitmen menjaga keberlanjutan program dengan kehati-hatian ekstra. Sikap ini dianggap penting untuk memastikan kebutuhan gizi siswa tetap terpenuhi sambil menunggu evaluasi dari instansi terkait.

Sementara itu, SMPN 72 Bandung memperketat mekanisme distribusi melalui Satgas MBG yang terdiri dari guru dengan sistem piket kelas. Satgas bertugas memeriksa aroma, kondisi fisik, dan sampling sayuran sebelum makanan diberikan. "Satgas MBG selalu berusaha menjalankan fungsi pengawasan secara maksimal. Kami tidak hanya mendistribusikan, tetapi juga memastikan makanan dalam kondisi layak konsumsi," ungkap salah satu anggota Satgas.

Apabila ditemukan indikasi makanan bermasalah, SMPN 72 Bandung segera menghentikan distribusi dan berkoordinasi dengan puskesmas serta Badan Gizi Nasional untuk pemeriksaan lanjutan. Dengan langkah-langkah ini, pihak sekolah berharap isu keracunan MBG di daerah lain tidak sampai menimpa peserta didik mereka.

Upaya mitigasi yang dijalankan oleh SMAN 9 Bandung, MAN 2 Kota Bandung, SMPN 56 Bandung, dan SMPN 72 Bandung mencerminkan keseriusan sekolah dalam melindungi kesehatan peserta didik di tengah isu keracunan MBG. Melalui pengawasan berlapis, kerja sama dengan fasilitas kesehatan, hingga keterlibatan langsung guru dan siswa, sekolah-sekolah tersebut berkomitmen menjaga agar program MBG tetap berjalan aman, sehat, dan bermanfaat bagi perkembangan anak-anak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline