Mohon tunggu...
Ahmad afif
Ahmad afif Mohon Tunggu... Afif

fleksibel adalah kunci kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

MBG Ala Presiden BJ. Habibie

11 Oktober 2025   04:09 Diperbarui: 11 Oktober 2025   04:09 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rupiah hari ini masih dalam skala wait and see. Hal itu terindikasi dari melemah dan menguat---tapi hanya sedikit---dari proyeksi penguatannya. IMF mendukung penguatan rupiah atas digdayanya dollar hanya tipis di awal tahun 2025 sampai sekarang. Mengutip data Bloomberg pada Rabu siang (30/7) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan di level Rp16.390 per dolar AS, menguat 19 poin atau 0,12% dibandingkan Selasa sore (29/7) dilevel Rp16.409 per dolar AS. Alasan kuat rupiah kembali menukik tajam di bulan agustus 2025 adalah sentimen politik dan keamanan sosial dikarenakan naiknya tunjangan DPR. Rupiah ditutup ambles sebesar 147 poin (0,9%) ke level Rp 16.499,5. Sedangkan indeks dolar terlihat naik 0,11% menjadi 97,92. Nilai tukar rupiah ke dolar AS sempat menguat sebesar 15,5 poin (0,09%) ke level Rp 16.352,5 pada Kamis (28/8/2025). Sedangkan September 2025 masih belum menentu arahnya sampai akhir bulan. Terbaru, -- Nilai tukar (kurs) rupiah menguat signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Senin (29/9/2025) pagi. Rupiah dibuka di level Rp16.645 per dolar AS, menguat 93 poin atau 0,56 persen dari posisi sebelumnya di Rp16.738. Penguatan ini terutama dipengaruhi oleh rilis data inflasi dan sentimen konsumen AS yang memberikan sentimen positif bagi pasar, menurut Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong.

Pertanyaannya sekarang, apakah Rupiah harus terus menunggu blunder ekonomi negara lain?; terutama AS. Indonesia memiliki paket kebijakan fiskal yang expansif di periode baru Pak Purbaya selaku Menteri Keuangan; menggantikan Bu Sri Mulyani. APBN 2026 juga difokuskan pada delapan agenda prioritas, yaitu ketahanan pangan, ketahanan energi, program Makan Bergizi Gratis (MBG), pendidikan bermutu, kesehatan berkualitas, pembangunan desa-koperasi-UMKM, pertahanan semesta, serta akselerasi investasi dan perdagangan global.

Tentunya, dengan acuan melemahnya rupiah menjadikan evaluasi dalam skala program prioritas selain membahas proyeksi pertumbuhan pertumbuhan ekonomi negeri di level 8% pada jangka menengah. Sinkronisasi program 2026 perlu dikejar tayang mengingat pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2025 diprediksi hanya mencapai 0,95 persen dibanding triwulan sebelumnya. Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama diperkirakan mencapai 4,8 persen. Layak dinantikan realisasinya, mengingat sampai detik ini masih digelontorkan paket kebijakan yang masih cukup fresh.

Paket Jaring Sosial Ala Habibie di Pendidikan

Pada program prioritas 2026, masih memberikan titik tumpu terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sampai bulan ini, MBG belum menampilkan tanda-tanda stabilitas dan kenaikan angka kecukupan gizi Indonesia. Ekspektasi tersebut berbanding terbalik dengan pemberitaan distorsi misi yang yang diemban dikarenakan jeleknya tata kelola dapur /vendor penyedia makanan. Pemerintah pun ikut campur dan intervensi penuh atas kekisruhan ini. Terbaru, Presiden Prabowo memanggil Kepala Badan Gizi Nasional untuk melaporkan kondisi ril di lapangan.

Prioritas misi kelayakan mutu dan gizi anak bangsa dalam mewujudkan Asta Cita ke-empat yang berbunyi" Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas" perlu dievaluasi. Setidaknya kita dapat melihat ke belakang pada masa periode BJ. Habibie yang memberikan ruang gerak APBN untuk mensejahterakan rakyat melalui sektor Pendidikan. Kala itu, Pak Habibie membuat program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Program tersebut diluncurkan pada saat krisis moneter 1998 terjadi. Pada program tersebut diberikan bantuan terhadap 4 juta beasiswa anak sekolah serta bantuan Kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit. Tentunya, paket kebijakan yang diantaranya: Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas juga menjadi andalan dalam menurunkan ancaman krisis 2025 layaknya moneter 1998.

Hasil Nyata Penguatan Rupiah

Pada tahun 1998, rupiah yang mengalami kemrosotan nilai yang menyentuh pada angka 17.000 per dolar AS pada Januari 1998. Krisis ekonomi ini mulai memicu ketidakstabilan sosial dan politik di Indonesia. Setelahnya, terjadi turbelensi ekonomi sampai mengakibatkan inflasi. Hal tersebut juga diperparah atas masuknya IMF selaras dengan paket kebijakan restrukturalisasi bank yang banyak menjamur di era Orde Baru. Hasilnya, Presiden Habibie melakukan kran kebijakan setelah tumbangnya orde baru di bawah kekuasaan rezim Soharto; setelah aksi reformasi dan demo besar 1998.

Selain melakukan restrukturalisasi perbankan, Pak Habibie juga membuat program pemberdayaan UKM dan  Jaring Pengaman Sosial (JPS). Uniknya, JPS dialamatkan pada sektor Pendidikan dan Kesehatan. Dalam Pendidikan, pemerintah mengucurkan paket beasiswa, dana bantuan operasional sekolah serta rehabilitasi dan pembangunan SD/MI (1998-2000).

Lalu, mengapa alasannya kira-kira? Secara akar rumput, Pendidikan merupakan faktor penentu dalam pengentasan kemiskinan. Studi yang dilakukan oleh Asih Muriawati  dalam Study Reveals Social Protection and Education Key to Reducing Poverty, Inequality in Indonesia (Disertasi tahun 2023) pada rentang waktu 1997, 2000, 2007, dan 2014 mengindikasikan bahwa sektor Pendidikan merupakan salah satu target penguatan sosial agar ekonomi negeri dan masa depannya tidak runtuh. Di seluruh periode krisis Indonesia tersebut menghasilkan temuan bahwa kesenjangan pendidikan mempunyai nilai tertinggi, hal ini menunjukkan bahwa mengatasi kesenjangan pendidikan sangatlah penting dan memerlukan solusi kebijakan yang efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun