Lihat ke Halaman Asli

Generasi Milenial dan Mimpi Memiliki Rumah: Mungkinkah?

Diperbarui: 11 Juni 2025   14:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi Milineal Punya Rumah, Mungkinkah? (Sumber:Copilot)

Pernahkah Anda, para milenial, iseng membuka portal properti di gawai, lalu seketika senyum di wajah memudar? Angka-angka yang tertera di sana, deretan nol yang seolah tak berujung, sering kali terasa seperti sebuah lelucon pahit. Mimpi untuk memiliki sebuah hunian dengan atap atas nama sendiri terasa begitu jauh, terhalang oleh tembok tinggi bernama harga.

Rasa pesimis ini bukanlah tanpa alasan. Kita, generasi yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996, sering kali merasa terjebak dalam sebuah paradoks. Di satu sisi, data Badan Pusat Statistik (BPS) menobatkan kita sebagai bonus demografi. Dengan jumlah mencapai 90 juta jiwa pada 2020, kita adalah tulang punggung ekonomi, motor penggerak pasar. Namun di sisi lain, untuk urusan papan, kita justru sering kali menjadi penonton.

Lalu, haruskah kita menyerah dan mengibarkan bendera putih? Tentu tidak. Memiliki rumah bukanlah sebuah kemustahilan, melainkan sebuah maraton finansial yang membutuhkan strategi jitu. Ini bukan lagi soal "apakah bisa?", tetapi "bagaimana caranya?". Berikut adalah beberapa langkah konkret yang bisa kita tempuh, diadaptasi dari berbagai saran para ahli keuangan.

Mengubah Paradigma: Dari Gaya Hidup ke Gaya Nabung

Fondasi utama dari misi ini adalah pergeseran pola pikir. Sering kali, musuh terbesar bukanlah harga rumah itu sendiri, tetapi gaya hidup kita yang tanpa sadar menggerogoti potensi tabungan.

Evaluasi "Dana Nongkrong"

  • Kopi kekinian, makan di luar tiga kali seminggu, atau sekadar berkumpul bersama kawan memang menyenangkan dan perlu. Namun, coba jujur pada diri sendiri, seberapa sering kegiatan ini melampaui batas anggaran? Mengurangi frekuensi, bukan berarti menjadi anti-sosial. Ini adalah tentang menentukan prioritas. Satu cangkir kopi yang urung dibeli adalah satu langkah lebih dekat menuju batu bata pertama rumah Anda.

  • Prinsip Hidup Minimalis: Tanyakan pada diri sendiri sebelum membeli sesuatu: "Apakah saya benar-benar butuh ini, atau saya hanya ingin?" Menekan pos-pos pengeluaran yang tidak esensial akan membuka ruang napas yang lebih lega bagi anggaran tabungan rumah. Rincikan pengeluaran bulanan Anda, dan Anda akan terkejut melihat ke mana saja "uang-uang kecil" itu pergi.

Meracik Strategi Keuangan yang Jitu

Setelah pola pikir dibenahi, saatnya mengeksekusi rencana dengan instrumen keuangan yang tepat.

  • Nolkan Utang Konsumtif: Sebelum memulai cicilan raksasa seperti KPR, pastikan riwayat kredit Anda bersih. Melunasi semua hutang kartu kredit, pinjaman online, atau cicilan barang lainnya. Beban hutang yang menumpuk tidak hanya mengganggu arus kas, tetapi juga menjadi bendera merah bagi bank saat Anda mengajukan KPR.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline