Budaya Jawa itu dinamis. Bisa menyesuaikan zaman. Percaya?
Kalau nggak percaya, saya ajak Anda menengok salah satu tradisi Jawa yang menurut pengamatan saya masih sangat relevan dengan masa kini. Bahkan, bagi saya, tradisi ini punya kaitan dengan parenting. Kok bisa?
Ya bisa dong. Kan yang namanya parenting itu kan tentang pengasuhan pada anak. Maka, setiap budaya di dunia ini pasti punya konsep mengenai parenting. Hanya, agaknya konsep-konsep tradisional itu kurang dikenal.
Mengapa kurang dikenal? Sebab, konsep parenting tradisional ini belum banyak dilirik para praktisi parenting. Kebanyakan praktisi cenderung tertarik pada konsep parenting modern.
Maklum, mungkin bahan-bahan yang bisa dijadikan referensi mengenai konsep parenting tradisional ini masih langka. Mungkin juga cara pandang sebagian besar para penyebar risalah parenting ini kadung mengkiblat dunia modern. Walhasil, segala sesuatu yang tradisional dianggap sudah tidak layak dipakai. Kuno dan ketinggalan zaman!
Boleh-boleh saja orang punya anggapan bahwa ilmu modern lebih relevan dengan zaman kini. Sebab, ilmu modern lahir dari fenomena-fenomena kekinian. Maka, jawaban-jawaban yang diberikan tentu memiliki korelasi yang kuat dengan fakta empiris kekinian.
Akan tetapi, menafikan ilmu-ilmu lampau bukanlah cara yang bijaksana, saya kira. Kita perlu mengingat kembali, perjalanan perkembangan ilmu modern bertitik tolak dari ilmu-ilmu masa lampau. Hubungan antara kedua ilmu ini bisa saja mewujud dalam penolakan atau penguatan konsep lama.
Tidak ada salahnya pula apabila para akademisi maupun praktisi berkenan mengurai kaitan antara dua kutub keilmuan tersebut. Sambil meraba-raba korelasi kedua kutub ilmu itu, para akademisi maupun praktisi berkesempatan menemukan sisi-sisi uniknya. Boleh juga membandingkan keduanya. Syukur, tanpa menghakimi.
Nah, sekarang mari kita tengok sejenak tradisi Jawa yang saya maksud. Boleh dibilang, tradisi ini menyimbolkan salah satu siklus hidup manusia. Terutama, pada masa pra kelahiran.
Tepat! Jika Anda menebak bahwa tradisi yang saya maksud adalah tradisi mitoni atau tingkeban. Yaitu, tradisi peringatan tujuh bulanan masa kehamilan. Bentuknya semacam upacara selamatan yang bertujuan mendoakan calon ibu dan jabang bayi agar saat proses kelahiran nanti mendapatkan keselamatan.