Dengarkan pembicaraan sepasang kecoa:
Seekor kecoa berkata kepada pasangannya: " Kamu sudah mampir ke rumah baru itu? Lantainya licin, kau bisa berkaca. Dan kau melihat semua kumis dan misai yang ada di wajahmu. bahkan kau bisa melihat matamu yang juling. Rumah itu disemprot wewangian yang sangat harum dan memabokkan. Kau dapat mencum aromanya yang menggairahkan."
Dengan berang sang pasangan berteriak: " Sudah-sudah jangan bercerita tentang aroma. Aku sedang makan, aroma itu memuakkan. Benar-benar mengganggu selera makanku"
Cerita lain yang senada:
Seorang raja jatuh cinta pada seorang wanita penjual ikan. Si wanita biasa mencium ikan yang berbau amis. Karena cintanya pada si wanita, sang calon permaisuri pun di tempatkan di ruangan yang sangat harum dan wangi. Segala sesuatunya begitu harum memabokkan.
Sayangnya si wanita gelisah dan tidak bisa tidur di ranjang empuk dan wangi. Seorang dayangnya bertanya: Kenapa sang putri begitu gelisah dan tidak bisa tidur di atas ranjang empuk dan wangi? Dari tadi saya perhatikan, tuanku gelisah dan tidak bisa tidur"
Sang puteri pun menjawab: " Aku tidak bisa tidur karena aroma ini sangat aneh dang mengganggu. Sehingga tidak bisa tidur"
Demikianlah, seseorang akan sangat terganggu karena tidak sesuai dengan kebiasaan awal. Segala kondisioning pada masa lalu akan sangat membebani ketika orang tersebut di tempatkan di lingkungan yang bukan habitatnya.
Kecoa yang biasa mencium bau-bauan yang busuk, akan merasa gerah dan hilan selera makannya ketika mencium bauan yang wangi.
Demikian pula si wanita tukang ikan menganggap bau ikan wangi. Semua karena kebiasaan dan kondisi yang sudah di kondisikan sejak lama.
Ketika seseorang yang sudah ditanamkan bahwa kepercayaan/agama yang dianutnya bagus dengan segala ritualnya, jika diberikan kebenaran baru, ia akan menolak. Dan menganggap kebenaran itu menyesatkan. Ia akan menuding si pembawa kebenaran sebagai orang sesat. Seringkali kita menemukan seseorang yang sudah biasa tersesat, dan ia merasa nyaman. Ia sudah tidak lagi merasa tersesat.