Lihat ke Halaman Asli

Temu Kangen Unga-Bedawat #4 Paradise Falls of Binua Landak (1-3 Juli 2015)

Diperbarui: 3 Desember 2015   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unga-Bedawat seakan tak pernah hilang dari ingatan.

Baru 4 bulan yang lalu kami sowan ke tempat ini, eh tiba2 sudah akan berkunjung lagi dengan tim yang sejenis (sesama pria). Pria2 tulen petualang ini adalah: duo basodara (Irwansyah dan Irmawan), duo Hamba Tuhan (Charlis dan Juki), Kwartet Wakepsek (Hendro, Seven, John dan Yudi), trio orang macho (Ronald, Mesakh dan  Fred), ayah anak (Setiadiana, David), pemusik handal (Ugoth dan Alvius) serta guide kami Hedi (Fresh Graduated from College).

Jam 5 pagi kita sepakat berangkat, namun karena perbedaan waktu antara WIB dan WITA alhasil kami berangkat jam 6 an. Setelah berfoto bersama di Sekolah Kristen Makedonia dengan sumringah langsung tancap gas, kebut dan geber motor dengan target kota serimbu jam 8 guna kopi darat dengan guide kami yang menunggu. Setelah bertemu, kami lanjut bermotor ke desa Dange Aji. Kondisi jalan bervariasi mulai jalan kuning, setapak 1 meter dengan kemiringan naik dan turun yang kudu dilewati dengan kewaspadaan maksimum. Secara umum jalan menuju Serimbu dan Dange Aji beberapa sudah ada perbaikan. Semoga PemKab Landak lebih terbeban juga untuk memprioritaskan jalur transportasi daerah wisata. 

 

Kami tiba pukul 10 untuk berhenti makan pagi dan ramah tamah.

3 jembatan gantung kami lalui dengan mulus, semakin meningkatkan adrenalin kami untuk segera tiba dan…beristirahat…

Motor kami titipkan ke kerabat Hedi yang begitu welcome, saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang. 

Akhirnya…setelah berdoa kami berjalan di tengah rerimbunan pohon dan disertai gemericik air di sebelah kiri menemani kami menuju hulu sungai. Trek dengan total 22 titian bambu siap kami hadapi. 

Pos I Pos Kayu Belian berupa tumpukan kayu belian dekat sungai dan pondokan milik Perhutani kami tempuh sampai jam 12.00. Lanjut ke pos II Pangkalan Seribu (bekas pondok pencari katu belian) kami tidak berhenti dan tiba di Pos III pos Batu Akik jam 13.00. 

 

Kami tak kuasa menahan lapar dan mengisi logistik minum sambil mencari batu2 yang dicurigai sebagai calon akik untuk kami bawa. Serangan pacet sebagai hewan penghisap darah sudah mulai merajalela, namun tim kami sudah siap dengan semprotan kimia anti biohazard dosis tinggi untuk pencegahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline