Lihat ke Halaman Asli

Dita Aprilia

Universitas Negeri Semarang

Menumbuhkan Minat Baca Anak melalui Sastra Tradisional: Kunci Membangun Generasi Cinta Literasi

Diperbarui: 6 Desember 2024   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menumbuhkan Minat Baca Anak melalui Sastra Tradisional (Sumber : Detiak.com)

Di era digital ini, minat baca anak-anak sangat perlu diperhatikan. Pasalnya anak-anak sering kali tergerus oleh pesatnya perkembangan teknologi dan gadget. Namun, sastra Indonesia yang kaya akan nilai-nilai budaya dan moral dapat menjadi kunci untuk menumbuhkan minat baca pada anak-anak. Artikel ini akan membahas bagaimana sastra tradisional dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan minat baca, serta strategi dan manfaatnya bagi perkembangan anak.

Keajaiban Sastra Tradisional

Sastra tradisional Indonesia seperti cerita rakyat, dongeng, legenda, dan fable menawarkan banyak keajaiban yang dapat menarik perhatian anak-anak. Kisah-kisah seperti "Malin kundang", "Timun Mas", dan "Bawang Merah Bawang Putih" tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai penting seperti kejujuran, keberanian, dan kerja keras. Memperkenalkan anak-anak pada cerita-cerita ini dapat membangkitkan rasa ingin tahu mereka dan membuat mereka lebih tertarik untuk membaca.

Strategi Menumbuhkan Minat Baca Melalui Sastra Tradisional

Membaca Bersama

Orang tua, guru, serta masyarakat memiliki peran krusial dalam membentuk minat baca pada anak. Selain membaca Bersama, orang tua dapat menciptakan lingkungan yang mendukung literasi di rumah dengan menyediakan berbagai jenis buku sastra tradisional. Mereka juga dapat membangun rutinitas membaca harian yang menyenangkan, seperti menjadikan waktu sebelum tidur sebagai momen khusus untuk mendongeng. Di samping itu, masyarakat dapat berkontribusi melalui program-program literasi di lingkungan sekitar seperti mendirikan perpustakaan mini atau mengadakan kegiatan membaca Bersama di taman atau balai warga. Keterlibatan komunikasi ini tidak hanya memperluas akses anak-anak terhadap sastra tradisional, tetapi juga membangun budaya membaca yang kuat.

Integrasi Sastra Tradisional dalam Kurikulum Sekolah

Sekolah memiliki peran penting dalam mengintegrasikan sastra tradisional ke dalam kurikulum Pendidikan. Guru dapat mengajarkan cerita-cerita rakyat sebagai bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia atau Pendidikan Moral Pancasila. Penggunaan cerita-cerita ini sebagai bahan ajar dapat membuat pelajaran lebih menarik dan kontekstual, sehingga anak-anak lebih mudah memahami nilai-nilai yang diajarkan. Selain itu, sekolah juga dapat menyelenggarakan berbagai kegiatan ekstrakulikuler yang berbasis sastra tradisional sepert klub membaca, lomba bercerita, atau pementasan drama. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya meningkatkan minaat baca, tetapi juuga membangun keterampilan komunikasi dan kerjasama di kalangan siswa.

Penggunaan Media Interaktif

Dengan kemajuan teknologi, banyak buku cerita tradisional yang kini tersedia dalam bentuk interaktif seperti e-book, audiobook, dan animasi. Media interaktif ini dapat membuat cerita tradisional menjadi lebih menarik bagi anak-anak. Misalnya aplikasi buku cerita bergambar yang interaktif dapat membantu anak-anak lebih memahami dan menikmati cerita. Selain itu audiobook dengan narasi yang menarik dapat menjadu alternative yang baik bagi anak-anak yang mungkin belum lancar membaca sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline